Kendali Ketinggian Dongkrak
Kendali Ketinggian Dongkrak
Kendali Ketinggian Dongkrak
Cahyo Buwono Prasetyo1,Irvan
Maulana Muharram2, Samuel BETA.K3
Mahasiswa dan Dosen Program Studi Teknik
Elektronika, Jurusan Teknik Elektro,
Politeknik Negeri Semarang
Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang,
Indonesia
|
Intisari
– Pada masa kini, masih
banyak dongkrak
yang memanfaatkan teknologi konvensional. Tidak sedikit orang yang belum
mengetahui ketinggian yang aman
pada dongkrak
tersebut. Dan pemutar tuas pun yang digunakan masih menggunakan tenaga
manusia. Maka pada proyek ini dibuatlah aplikasi ARM STM32 menggunakan Motor DC yang digunakan sebagai pemutar tuas pada dongkrak. Mikrokontroler
ARM STM32 tipe ini memiliki cortex M0 72 MHz, 6KB RAM, 64KB memori
program (APROM), 4KB memori data (data flash), 45 pin I/O (GPIO), Dual ADC 12 bit, 3 serial UART dengan 1
USB, 3.3V & 5V compatible, programmable via USB. Perintah dijalankan saat saklar perintah atas atau
turun ditekan. Alat akan memutar tuas dongkrak searah
jarum jam jika saklar naik yang ditekan atau berlawanan arah jarum jam jika
saklar turun yang ditekan.
Modul sensor ultrasonik yang digunakan untuk mengetahui batas ketinggian maksimal
atau minimal adalah HCSR-04.
Pada dongkrak dilengkapi dengan LED dan buzzer yang fungsinya sebagai indikator
batas ketinggian maksimal atau minimal pada dongkrak, dimana LED merah aktif
ketika batas ketinggian minimal tercapai dan LED biru aktif jika sebaliknya,
secara bersamaan dalam kedua kondisi tersebut buzzer aktif.
Kata
Kunci : Dongkrak, ARM STM32, Motor DC, Saklar, Sensor Ultrasonik, LED, dan Buzzer.
Abstract :
Abstract :
At present, there are still many jack that utilize
conventional technology. Not a few people who do not know the height of the
safe on the jack. And the lever player used is still using human power. So on
this project made an ARM STM32 application using a DC motor that is used as a
lever player on the jack. This type of ARM STM32 microcontroller has a 72 MHz
M0 cortex, 6KB of RAM, 64KB program memory (APROM), 4KB of data memory (flash
data), 45 pin I / O (GPIO), 12 bit Dual ADC, 3 serial UART with 1 USB, 3.3V
& 5V compatible, programmable via USB. The command is executed when the
command switch up or down is pressed. The tool will rotate the levers of the
jack clockwise if the switch rises which is pressed or counterclockwise if the
down switch is pressed. The ultrasonic sensor module used to determine the
maximum or minimum height limit is HCSR-04. The jack is equipped with LEDs and buzzers
that function as an indicator of maximum or minimum height limits on the jack,
where the red LED is active when a minimum altitude limit is reached and the
blue LED is active otherwise, simultaneously in both conditions the buzzer is
active.
Keywords:
Jack, ARM STM32, DC Motor, Switch, Ultrasonic Sensor, LED, and Buzzer.
I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pada hari sekarang, penggunaan teknologi yang mutakhir menjadi kebutuhan setiap manusia.
Teknologi dapat meringankan pekerjaan manusia sehingga menghasilkan efisiensi
waktu dan efisiensi gerak yang maksimal. Salah satunya yaitu penggunaan kendali ketinggian pada dongkrak menggunakan Sensor Ultrasonik.
Pengunaan teknologi pada proyek ini
adalah penggunaan motor DC
sebagai pemutar tuas pada dongkrak. Menggunakan saklar sebagai pemberi perintah naik atau turun dongkrak dengan Mikrokontroller
ARM STM32
sebagai pemroses. Dan dengan sensor
ultrasonik data diolah dan dikirim menuju output oleh LED dan buzzer sebagai indikator ketinggian dongkrak sudah minimal atau sudah maksimal.
B.
Tujuan
Tujuan
pembuatan alat ini adalah :
1. Merealisasikan
rancangan hardware dan software kendali ketinggian dongkrak.
2. Mengetahui cara kerja motor DC sebagai pemutar tuas dengan
input saklar berbasis Mikrokontroler ARM STM 32.
3. Mengetahui cara
kerja sensor
ultrasonik sebagai pembaca jarak ketinggian.
C.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang, dapat ditentukan beberapa rumusan masalah, sebagai berikut :
1. Bagaimana
merancang kendali ketinggian dongkrak berbasis mikrokontoller ARM STM32?
2. Bagaimana
mengkombinasikan input pada dongkrak
dengan pemutar tuas menggunakan motor DC melalui saklar menggunakan Mikrokontroler ARM NUC 120?
3. Bagaimana mengatur indikator pada LED dengan
input sensor
ultrasonik menggunakan Mikrokontroler ARM STM 32?
4. Bagaimana
cara mengetahui status ketinggian dongkrak
menggunakan sensor
ultrasonik?
D.
Pembatasan Masalah
Adapun
yang membatasi alat ini adalah :
1. Sensor ultrasonik hanya bekerja pada jarak yang ada pada program.
2. Feedback jarak ketinggian
masih menggunakan LED dan buzzer, belum dapat menampilkan melalui
LCD.
LCD.
E. Metodologi
Target proyek ini adalah menjalankan program yang dapat diimplementasikan
langsung terhadap alat. Langkah - langkah untuk pembuatan Proyek ARM dapat didefinisikan sebagai
berikut :
1. Studi pustaka alat dan bahan
2. Perancangan perangkat lunak dan program
3. Implementasi program
4. Pengujian perangkat lunak dan perangkat keras
5. Analisa
6. Laporan
II. TINJAUAN PUSTAKA
Penjelasan dan uraian teori penunjang
yang digunakan dalam membuat alat ini diperlukan untuk mempermudah pemahaman
tentang cara kerja rangkaian maupun dasar-dasar perencanaan pembuatan alat.
A. Push Button
Push button switch (saklar tombol
tekan) adalah perangkat / saklar sederhana yang berfungsi untuk menghubungkan
atau memutuskan aliran arus listrik dengan sistem kerja tekan unlock (tidak
mengunci). Sistem kerja unlock disini berarti saklar akan bekerja sebagai
device penghubung atau pemutus aliran arus listrik saat tombol ditekan, dan
saat tombol tidak ditekan (dilepas), maka saklar akan kembali pada kondisi
normal.
Sebagai
device penghubung atau pemutus, push button switch hanya memiliki 2 kondisi,
yaitu On dan Off (1 dan 0). Istilah On dan Off ini menjadi sangat penting
karena semua perangkat listrik yang memerlukan sumber energi listrik pasti
membutuhkan kondisi On dan Off.
Karena
sistem kerjanya yang unlock dan langsung berhubungan dengan operator, push
button switch menjadi device paling utama yang biasa digunakan untuk memulai
dan mengakhiri kerja mesin di industri. Secanggih apapun sebuah mesin bisa
dipastikan sistem kerjanya tidak terlepas dari keberadaan sebuah saklar seperti
push button switch atau perangkat lain yang sejenis yang bekerja mengatur
pengkondisian On dan Off.
Berdasarkan
fungsi kerjanya yang menghubungkan dan memutuskan, push button switch mempunyai
2 tipe kontak yaitu NC (Normally Close) dan NO (Normally Open).
- NO (Normally Open), merupakan
kontak terminal dimana kondisi normalnya terbuka (aliran arus listrik
tidak mengalir). Dan ketika tombol saklar ditekan, kontak yang NO ini akan
menjadi menutup (Close) dan mengalirkan atau menghubungkan arus listrik.
Kontak NO digunakan sebagai penghubung atau menyalakan sistem circuit
(Push Button ON).
- NC (Normally Close), merupakan
kontak terminal dimana kondisi normalnya tertutup (mengalirkan arus
litrik). Dan ketika tombol saklar push button ditekan, kontak NC ini akan
menjadi membuka (Open), sehingga memutus aliran arus listrik. Kontak NC
digunakan sebagai pemutus atau mematikan sistem circuit (Push Button Off).
Gambar 2.1 Push Button
B. Sensor HC-SR04
Sensor HC-SR04 adalah sensor pengukur
jarak berbasis gelombang ultrasonik. Prinsip kerja sesnsor ini pirip dengan
radar ultrasonik. Gelombang ultrasonik di pancarkan kemudian di terima balik
oleh receiver ultrasonik. Jarak antara waktu pancar dan waktu terima adalah
representasi dari jarak objek. Sensor ini cocok untuk aplikasi elektronik yang
memerlukan deteksi jarak termasuk untuk sensor pada robot.
Komparasi
Sensor HC-SR04 adalah versi low cost dari sensor ultrasonic PING buatan parallax. Perbedaaannya terletak pada pin yang digunakan. HC-SR04 menggunakan 4 pin sedangkan PING buatan parallax menggunakan 3 pin. Pada Sensor HC-SR04 pin trigger dan output diletakkan terpisah. Sedangkan jika menggunakan PING dari Parallax pin trigger dan output telah diset default menjadi satu jalur. Tidak ada perbedaaan signifikan dalam pengimplementasiannya. Jangkauan karak sensor lebih jauh dari PING buatan parllax, dimana jika ping buatan parllax hanya mempunyai jarak jangkauan maksimal 350 cm sedangkan sensor HC-SR04 mempunyai kisaran jangkauan maksimal 400-500cm.
Spesifikasi:
Sensor HC-SR04 adalah versi low cost dari sensor ultrasonic PING buatan parallax. Perbedaaannya terletak pada pin yang digunakan. HC-SR04 menggunakan 4 pin sedangkan PING buatan parallax menggunakan 3 pin. Pada Sensor HC-SR04 pin trigger dan output diletakkan terpisah. Sedangkan jika menggunakan PING dari Parallax pin trigger dan output telah diset default menjadi satu jalur. Tidak ada perbedaaan signifikan dalam pengimplementasiannya. Jangkauan karak sensor lebih jauh dari PING buatan parllax, dimana jika ping buatan parllax hanya mempunyai jarak jangkauan maksimal 350 cm sedangkan sensor HC-SR04 mempunyai kisaran jangkauan maksimal 400-500cm.
Spesifikasi:
- Jangkauan deteksi: 2cm sampai kisaran 400 -500cm
- Sudut deteksi terbaik adalah 15 derajat
- Tegangan kerja 5V DC
- Resolusi 1cm
- Frekuensi Ultrasonik 40 kHz
- Dapat dihubungkan langsung ke kaki mikrokontroler
Gambar 2.2 Sensor HC-SR04
C. Mikrokontroler ARM STM32
Seri
F1 STM32 adalah kelompok pertama mikrokontroler STM32 berdasarkan inti ARM
Cortex-M3 dan dianggap sebagai mikrokontroler ARM mainstream mereka. Seri F1
telah berevolusi dari waktu ke waktu dengan meningkatkan kecepatan CPU, ukuran
memori internal, berbagai periferal. Ada lima jalur F1: Konektivitas (STM32F105
/ 107), Kinerja (STM32F103), Akses USB (STM32F102), Access (STM32F101), Nilai
(STM32F100).
Gambar 2.3 ARM STM32
Spesifikasi :
·
Tipe: STM32F103VETF
·
Max frequency 72 MHz
·
Memori 512 KBytes
·
SRAM 64Kbyte
·
1x SERIAL PORT
·
1x USB HOST
·
1x USB BOOT
·
1x micro SD slot
·
Indikator power
·
4x tombol input
·
4x LED output
·
1x buzzer output
·
2x variable resistor
·
RTC
·
Header pin input output
·
Tombol reset
·
Kabel Download USB
D. Motor DC
Sebuah motor listrik mengubah
energi listrik menjadi energi mekanik. Kebanyakan motor listrik beroperasi
melalui interaksi medan magnet dan konduktor pembawa arus untuk menghasilkan
kekuatan, meskipun motor elektrostatik menggunakan gaya elektrostatik. Proses
sebaliknya, menghasilkan energi listrik dari energi mekanik, yang dilakukan
oleh generator seperti alternator, atau dinamo. Banyak jenis motor listrik
dapat dijalankan sebagai generator, dan sebaliknya.Motor listrik dan generator
yang sering disebut sebagai mesin-mesin listrik.
Motor listrik DC (arus searah)
merupakan salah satu dari motor DC. Mesin arus searah dapat berupa generator DC
atau motor DC. Generator DC alat yang mengubah energi mekanik menjadi energi
listrik DC. Motor DC alat yang mengubah energi listrik DC menjadi energi
mekanik putaran. Sebuah motor DC dapat difungsikan sebagai generator atau
sebaliknya generator DC dapat difungsikan sebagai motor DC.
Pada motor DC kumparan
medan disebut stator (bagian yang tidak berputar) dan kumparan jangkar disebut
rotor (bagian yang berputar). Jika tejadi putaran pada kumparan jangkar dalam
pada medan magnet, maka akan timbul tagangan (GGL) yang berubah-ubah arah pada
setiap setengah putaran, sehingga merupakan tegangan bolak-balik.
Spesifikasi:
Rated Voltage: 12V
Rated Torque: 3 N.m
No Load Current: 2.8 A
No Load Speed: 90 rpm(80-100)
Rated Current: 9. 0 A
Rated Speed: 65 rpm (55-75)
Stall Current: 28 A
Stall Torque: 25Kg
Noise: 55 DB
Rated Voltage: 12V
Rated Torque: 3 N.m
No Load Current: 2.8 A
No Load Speed: 90 rpm(80-100)
Rated Current: 9. 0 A
Rated Speed: 65 rpm (55-75)
Stall Current: 28 A
Stall Torque: 25Kg
Noise: 55 DB
E. Buzzer
Buzzer adalah sebuah
komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah getaran listrik menjadi
getaran suara. Pada dasarnya prinsip kerja buzzer hampir sama dengan loud
speaker, jadi buzzer juga terdiri dari kumparan yang terpasang pada diafragma
dan kemudian kumparan tersebut dialiri arus sehingga menjadi elektromagnet,
kumparan tadi akan tertarik ke dalam atau keluar, tergantung dari arah arus dan
polaritas magnetnya, karena kumparan dipasang pada diafragma maka setiap
gerakan kumparan akan menggerakkan diafragma secara bolak-balik sehingga
membuat udara bergetar yang akan menghasilkan suara. Buzzer biasa digunakan
sebagai indikator bahwa proses telah selesai atau terjadi suatu kesalahan pada
sebuah alat (alarm).
Spesifikasi :
1. Tegangan kerja: 3v-12v DC
2. Resistansi dalam: 16 ohm (16R)
3. Ukuran: dia 12mm, tebal 8.5mm
4. Kekuatan suara: 80-85 dB
2. Resistansi dalam: 16 ohm (16R)
3. Ukuran: dia 12mm, tebal 8.5mm
4. Kekuatan suara: 80-85 dB
F. Relay
Relay
adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan
komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama
yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch).
Relay menggunakan Prinsip Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar
sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan
listrik yang bertegangan lebih tinggi. Sebagai contoh, dengan Relay yang
menggunakan Elektromagnet 5V dan 50 mA mampu menggerakan Armature Relay (yang
berfungsi sebagai saklarnya) untuk menghantarkan listrik 220V 2A.
III. PERANCANGAN ALAT
A. Alat
1. Bor PCB
|
2. Solder
3. Tenol
|
4. Tang Potong
|
5. Gergaji
|
6. Kabel USB
|
9. Box/papan (tepat meletakkan alat)
10. Setrika
11. FeCl
|
B. Bahan
1. Board ARM STM32
2. Dongkrak
3. Sensor Ultrasonik HC-SR04
4. Motor DC
5. Relay
6. Buzzer
7. LED RGB
8. Power Supply
9. Port input output female 1 x 40
pin
10. Port input output male 2 x 40
pin
11. Port input output male 1 x 10
pin
12. Port
input output female 2 x 10 pin
14. Rangkaian
Connector
15. Box
16. Kabel jumper
C. Blok Diagram Hubungan Komponen Utama
Gambar
3.1 Diagram Blok
D. Diagram Alir
Gambar
3.2 Diagram Alir
E. Pembuatan Alat
Dalam pembuatan alat ini dapat dilakukan dengan
beberapa tahap, yaitu:
1. Membuat
perencanaan bagan alat
2. Membuat skema pengawatan
3. Menyusun rangkaian sesuai skema pengawatan
4. Membuat program untuk ARM
5. Pembuatan kerangka alat
6. Pemasangan rangkaian pada kerangka alat
7. Kalibrasi alat
IV. Cara Kerja Alat
Pada alat “Kontrol Ketinggian Dongkrak“ ini menggunakan mikrokontroler ARM NUC120 sebagai pengolah data. Pada alat ini menggunakan masukan berupa dua buah push button yang berfungsi untuk memutar motor DC searah jarum
jam agar dongkrak naik dan yang satu lainnya untuk memutar motor DC dengan arah berlawanan putar jam agar dongkrak turun. Lalu masukan berikutnya berupa sensor HCSR-04 sebagai pengukur ketinggian
dongkrak dari tanah. Sedangkan
luaran berupa motor DC, buzzer dan Led RGB. Disini motor DC berfungsi untuk memutar ulir searah jarum jam ataupun sebaliknya yang berguna untuk menaik turunkan
dongkrak. Buzzer dan Led RGB berfungsi
sebagai indikator batas maksimum dan minimum ketinggian dongkrak.
Pada alat “Kontrol Ketinggian Dongkrak“ terdapat 2 buah push button yaitu push button naik dan push button turun. Push button naik akan berfungsi mengaktifkan motor
DC yang akan menaikkan dongkrak sesuai kebutuhan hingga batas maksimum ketika
ditekan, sedangkan push button turun berfungsi
sebaliknya. Sensor HC-SR04 dan buzzer akan aktif saat jarak antara penampang
beban masuk dalam batas maksimum maupun minimum, sekaligus mengaktifkan Led
Merah saat maksimum atau Led Biru saat keadaan minimum. Sedangkan Led Hijau
aktif dikala salah satu push button ditekan.
V. PENGUJIAN ALAT
Dalam
proyek yang kami buat, perlu diuji untuk menentukan kesesuaian alat
sebagai kendali
ketinggian pada dongkrak,
adapun langkah - langkah cara pengujian yang akan kami lakukan adalah :
1. Mengupload
program ke dalam alat
yang dibuat, untuk mengetahui
sudah sesuai dengan yang diinginkan atau belum.
2. Menguji
alat sesuai cara kerja yang
dikehendaki.
VI. KESIMPULAN
Setelah melakukan perancangan, pembuatan dan uji coba
alat, maka didapatkan kesimpulan yaitu sebagai berikut:
1. Alat bekerja dengan baik
apabila Mikrokontroler yang digunakan adalah NUC120
2. HC-SR04 digunakan untuk
pendeteksi ketinggian maksimun dan minimum
3. Buzzer digunkan untuk
indikator bahaya
4. LED di gunakan untuk indikator
status motor
DAFTAR
PUSTAKA
BIODATA
Cahyo Buwono Prasetyo. Penulis dilahirkan di Semarang, tanggal 15 Maret 1997. Penulis telah menempuh pendidikan formal
di SDN Sampangan 04
Semarang, SMP N 13 Semarang, dan SMK N 4 Semarang.
Tahun 2015 penulis telah menyelesaikan pendidikan SMK.
Pada
tahun 2015 penulis mengikuti seleksi mahasiswa baru diploma (D3) dan
diterima menjadi mahasiswa baru diploma (D3) di kampus Politeknik Negeri
Semarang (Polines) dengan Program Studi D3 Teknik Elektronika, Jurusan Teknik
Elektro. Penulis terdaftar dengan NIM. 3.32.15.2.02.
Apabila
ada kritik, saran dan pertanyaan mengenai penelitian ini, bisa melalui via
email: berakcahyo@gmail.com
Irvan Maulana Muharram Penulis
dilahirkan di Blora, tanggal 26 Mei 1997. Penulis
telah menempuh pendidikan formal di SDN Palebon 04-05 Semarang, SMP
IT Harapan Bunda Semarang, dan SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang. Tahun 2015 penulis telah menyelesaikan pendidikan
SMA.
Pada
tahun 2015 penulis mengikuti seleksi mahasiswa baru diploma (D3) dan diterima
menjadi mahasiswa baru diploma (D3) di kampus Politeknik Negeri Semarang
(Polines) dengan Program Studi D3 Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro.
Penulis terdaftar dengan NIM. 3.32.15.2.09.
Apabila
ada kritik, saran dan pertanyaan mengenai penelitian ini, bisa melalui via
email : m_irvan026@yahoo.com
Nama
pengajar Samuel BETA. Beliau
mengajar di program studi Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro,
Politeknik Negeri Semarang. Email : sambetak2@gmail.com
No comments:
Post a Comment