Kontak

Email | elektronikaabcd2015@gmail.com

Search This Blog

MENU

Thursday, January 4, 2018

Water Level Control Menggunakan Bluetooth Berbasis Arduino


WATER LEVEL CONTROL BERBASIS ARDUINO MENGGUNAKAN BLUETOOTH
Choiril Luthfi 1, Panji Hanindhita W.J 2, Unik Safitri 3, Samuel BETA 4
Prodi Teknik Elektronika Jurusan Teknik Elektronika Politeknik Negeri Semarang
Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275



Intisari - Untuk mempermudah orang dalam proses menunggu pengisian air di dalam tandon dan untuk mengetahui berapa volume air dalam tandon yang sudah digunakan, maka dibutuhkan alat otomatis untuk menghidupkan atau mematikan pompa dan alat untuk mengukur jumlah air yang keluar dari tandon. Maka dalam proyek ini dibuatlah aplikasi ARDUINO menggunakan masukan sensor  ultrasonik HC-SR 04, sensor elektoda, kendali telepon pintar menggunakan bluetooth dan sensor flowmeter serta luaran LED, LCD,dan pompa air. Sensor ultrasonik HC-SR 04 digunakan untuk mengukur ketinggian level air pada tandon. Sedangakan sensor elektroda digunakan pada sumur untuk mendeteksi kondisi sumur, dan sensor waterflow untuk mengukur debit air yang keluar dari tandon.LED digunakan sebagai indikatorlevel air. LCD untuk menampilkan jarak level air dalam tandon dan debit air yang keluar dari tandon. Telepon pintar digunakan untuk memantau Pompa air digunakan untuk mengisi ulang air ke dalam tandon. Relay digunakan untuk mengontrol pompa air hidup atau mati secara otomatis. Sedangkan ARDUINO sebagai kontroler dan pemroses sinyal.

Kata Kunci : Arduino, Sensor Ultrasonik HC-SR04, Sensor elektroda,Waterflow sensor, Bluetooth.

 


1.        PENDAHULUAN



1.1    Latar Belakang

Air merupakan salah satu kebutuhan pokok yang harus ada setiap harinya. Pada saat ini masih banyak orang yang memanfaatkan pompa air untuk mengisi tandon air yang ada di rumah atau di gedung-gedung perkantoran. Di zaman yang serba cepat dan zaman serba otomatis seperti sekarang ini orang-orang cenderung sering lupa atau sering malas untuk menunggu tandon airnya penuh karena kesibukan yang mereka kerjakan. Selain itu, orang cenderung boros dalam penggunaan air, sehingga menyebabkan tingginya tagihan air yang harus dibayar setiap bulannya dan jika pemborosan air masih terus dilakukan, maka dapat membahayakan akan ketersediaan air di masa mendatang.

Kemudian dibuat kontrol level air berbasis ARDUINO untuk memudahkan orang-orang yang masih menggunakan tandon air sebagai sumber penyimpanan airnya. Dengan menggunakan pompa air otomatis berbasis ARDUINO ini tidak perlu lagi untuk menunggu tandon airnya penuh dan volume air dari tandon yang nantinya digunakan juga dapat diketahui jumlahnya. Selain itu ditambahkan sensor pendeteksi ketersediaaan air pada sumur sehingga dapat mengamankan pompa air apabila sumur dalam keadaan kering.



1.2    Tujuan

Tujuan pembuatan alat ini adalah :

1.             Mampu membuat water level control.

2.             Alat ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar debit air.

3.             Mampu memprogram alat kontrol level air agar dapat mendeteksi debit air.



1.3    Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, akan ditentukan beberapa rumusan masalah, yaitu :

1.             Bagaimana cara membuat alat  kontrol level air?

2.             Bagaimana merancang sebuah sistem yang dapat mendeteksi debit air di tandon?

3.             Bagamaiana cara memprogram alat pendeteksi control level air agar dapat mengetahui debit air pada tandon?



1.4    Pembatasan Masalah

Adapun yang membatasi alat ini adalah :

1.             Perancangan perangkat keras (hardware) yang terdiri dari Arduino Uno, sensor ultrasonik HC SR-04,sensor elektroda, sensor waterflow, LED, LCD I2C, pompa air dan Buzzer.

2.             Sensor yang digunakan dalam penelitian ini adalah sensor HC SR-04 (sensor jarak), sensor elektroda, dan sensor waterflow.

3.             Memahami cara kerja dari masing-masing komponen

4.             Tanda peringatan pada sistem ini berupa LCD I2C dan LED.

5.             Sistem yang dibuat berbasis mikrokontroller Arduino Uno.



1.5    Metodologi

Metode yang digunakan dalam pembuatan Water Level Control adalah sebagai berikut:

1.      Metode Persiapan

Berisikan tentang pemilihan materi serta jurnal yang akan dijadikan dasar atau literatur dalam pembuatan pengatur water level control dengan pengukuran debit air.





2.      Metode Perencanaan

Menentukan rancangan sistem, alat, serta program aplikasi yang akan digunakan dalam pembuatan water level control dengan pengukuran debit air.

3.      Metode Perancangan

Proses pembuatan water level control dengan pengukuran debit air  dengan LED sebagai indikator. Pembuatan program sensor ultrasonik HC SR-04, sensor elektroda dan sensor waterflow sebagai masukan, LCD I2C sebagai display serta bluetooth HC-05 sebagai luaran pada Arduino Uno.

4.      Pengujian Alat

Melakukan pengujian water level control dengan pengaturan debit air dengan LED sebagai Indikator apakah sudah sesuai rencana atau belum.

5.      Tahap Penyusunan Laporan

Menyusun laporan hasil dari pembuatan alat dalam bentuk laporan penelitian.



1.6    Ruang Lingkup



Berdasarkan rumusan masalah diatas, agar pembahasan terfokus pada perumusan masalah yang akan dibahas pada alat ini sebagai berikut :

1.        Alat kontrol level air ini masih dibuat dalam bentuk prototipe.

2.        Kontrol bluetooth yang digunakan berupa pengecekan ketinggian air, keadaan air dan menghidupkan dan mematikan pompa.

3.        Sensor waterflow digunakan untuk mengukur debit air.



2. TINJAUAN PUSTAKA

Untuk mengetahui berbagai komponen dan peralatan yang dibutuhkan, maka disusunlah tinjauan pustaka sebagai acuan dalam merancang dan membuat aplikasi menggunakan Arduino Uno  ini.



2.1  Sensor HC SR-04


Gelombang ultrasonik adalah gelombang dengan besar frekuensi diatas frekuensi gelombang suara yaitu lebih dari 20 KHz. Seperti telah disebutkan bahwa sensor ultrasonik terdiri dari rangkaian pemancar ultrasonik yang disebut transmitter dan rangkaian penerima ultrasonik yang disebut receiver. Sinyal ultrasonik yang dibangkitkan akan dipancarkan dari transmitter ultrasonik. Ketika sinyal mengenai benda penghalang, maka sinyal ini dipantulkan, dan diterima oleh receiver ultrasonik. Sinyal yang diterima oleh rangkaian receiver dikirimkan ke rangkaian mikrokontroler untuk selanjutnya diolah untuk menghitung jarak terhadap benda di depannya (bidang pantul). Prinsip kerja dari sensor ultrasonik ditunjukkan dalam gambar dibawah ini.



            Gambar 1 Prinsip Kerja Gelombang Ultrasonik



Prinsip kerja dari sensor ultrasonik adalah sebagai berikut :

1.        Sinyal dipancarkan oleh pemancar ultrasonik. Sinyal tersebut berfrekuensi diatas 20kHz, biasanya yang digunakan untuk mengukur jarak benda adalah 40kHz. Sinyal tersebut di bangkitkan oleh rangkaian pemancar ultrasonik.

2.        Sinyal yang dipancarkan tersebut kemudian akan merambat sebagai sinyal / gelombang bunyi dengan kecepatan bunyi yang berkisar 340 m/s. Sinyal tersebut kemudian akan dipantulkan dan akan diterima kembali oleh bagian penerima Ultrasonik.

3.        Setelah sinyal tersebut sampai di penerima ultrasonik, kemudian sinyal tersebut akan diproses untuk menghitung jaraknya. Jarak dihitung berdasarkan rumus:

S = 340.

dimana S adalah jarak antara sensor ultrasonik dengan bidang pantul, dan t adalah selisih waktu antara pemancaran gelombang ultrasonik sampai diterima kembali oleh bagian penerima ultrasonik.



2.2  Sensor Elektroda

Sensor elektroda merupakan sensor untuk mendeteksi cairan dengan memanfaatkan beberapa buah kawat tembaga yang diatur dengan ketinggian yang berbeda beda untuk menentukan level keadaan air. Cara kerja dari sensor elektroda yaitu dengan memberikan tegangan 5volt pada batang yang paling panjang kemudian pada batang yang lainya dicelupkan ke air. Sehingga didapati apabila dua btang tersebut tercelup air maka akan mengaktifkan transistor kemudian mengaktifkan relay dan memberikan sinyal pada mikrokontroler.



Gambar 2 Prinsip kerja sensor elektroda



2.3  Sensor Waterflow

Sensor Waterflow adalah alat untuk merasakan laju aliran fluida. Biasanya sensor aliran digunakan dalam waterflow, atau aliran logger, untuk merekam aliran cairan. Seperti yang terjadi untuk semua sensor, akurasi mutlak pengukuran memerlukan fungsi untuk kalibrasi.Sensor aliran air terdiri dari tubuh plastik katup, rotor air, dan sensor efek hall. Ketika air mengalir melalui rotor, rotor gulungan. Perubahan kecepatan dengan tingkat yang berbeda aliran . The efek hall sensor output sinyal pulsa yang sesuai.

Spesifikasi :

                               Tegangan Kerja Minimal : DC 4.5V
                               Arus Kerja Maksimal : 15mA ( DC 5V )
                               Tegangan kerja : DC 5V ~ 24V
                               Range Aliran Rata-rata : 1 ~ 30L / min
                               Beban Kapasitas : ≤10mA ( DC 5V )
                               Suhu operasi : ≤80 
                               Cairan Suhu : ≤120 
                               Kelembaban Operasi : 35 % ~ 90 % RH
                               Tekanan air : ≤1.75MPa
                               Suhu Penyimpanan : -25 ~ + 80 
                               Penyimpanan Kelembaban : 25 % ~ 95 % RH



Gambar 3 Sensor Waterflow



2.4  Arduino Uno


Arduino Uno adalah papan mikrokontroler berbasis ATmega328. Arduino Uno memiliki 14 digital pin input/output, dimana 6 pin digunakan sebagai output PWM, 6 pin input analog, 16 MHz resonator keramik, koneksi USB, jack catu daya eksternal, header ICSP, dan tombol reset. Ini semua berisi hal-hal yang diperlukan untuk mendukung mikrokontroler; sederhana saja, hanya dengan menghubungkannya ke komputer dengan kabel USB atau sumber tegangan dengan adaptor AC-DC dan atau baterai untuk memulai menggunakan papan arduino.

Arduino Uno  berbeda dari semua papan Uno sebelumnya yang sudah tidak menggunakan chip driver FTDI USB-to-serial. Sekarang, Arduino Uno menggunakan fitur Atmega16U2 (Atmega8U2 sampai dengan versi R2) yang diprogram sebagai konverter USB-to-serial.

Arduino Uno Revisi 2 memiliki resistor pulling untuk 8U2 dari jalur HWB ke ground, sehingga lebih mudah untuk dimasukkan ke dalam mode DFU.



Arduino Uno Revisi 3 memiliki fitur-fitur baru berikut:

  • pinout: ditambahkan pin SDA dan SCL yang dekat dengan pin AREF dan dua pin baru lainnya yang ditempatkan dekat dengan pin RESET, sedangkan IOREF digunakan sebagai perisai untuk beradaptasi dengan tegangan yang tersedia pada papan. Kedepannya, perisai akan dibuat kompatibel dengan dua jenis papan yang menggunakan AVR yang beroperasi pada tegangan 5V dan dengan Arduino Due yang beroperasi pada tegangan 3.3V. Sedangkan 2 pin tidak terhubung, yang disediakan untuk tujuan masa depan.
  • Sirkuit RESET handal.
  • Atmega 16U2 menggantikan 8U2.



“Uno” berarti satu yang diambil dari bahasa Italia dan penggunaan nama ini untuk menandai peluncuran Arduino 1.0. Uno dan versi 1.0 akan menjadi versi referensi Arduino, yang akan terus berkembang. Uno adalah yang terbaru dalam serangkaian papan USB Arduino, dan digunakan sebagai model referensi untuk platform Arduino.






Gambar 4 Bentuk Arduino UNO R3



Spesifikasi

Mikrokontroler
ATmega328
Tegangan Operasi
5 Volt
Input Voltage (disarankan)
7 - 12 Volt
Input Voltage (batas akhir)
6 - 20 Volt
Digital I/O Pin
14 (6 pin sebagai output PWM)
Analog Input Pin
6
Arus DC per pin I/O
40 Ma
Arus DC untuk pin 3.3V
50 Ma
Flash Memory
32 KB (ATmega328) 0,5 KB untuk bootloader
SRAM
2 KB (ATmega328)
EEPROM
1 KB (ATmega328)
Clock Speed
16    Hz





































  



2.5  Light Emiting Dioda (LED)





Gambar 5 LED



LED adalah singkatan dari Light Emiting Dioda, merupakan komponen yang dapat mengeluarkan emisi cahaya.LED merupakan produk temuan lain setelah dioda. Strukturnya juga sama dengan dioda, tetapi belakangan ditemukan bahwa elektron yang menerjang sambungan P-N juga melepaskan energi berupa energi panas dan energi cahaya. LED dibuat agar lebih efisien jika mengeluarkan cahaya. Untuk mendapatkna emisi cahaya pada semikonduktor, doping yang pakai adalah galium, arsenic dan phosporus. Jenis doping yang berbeda menghasilkan warna cahaya yang berbeda pula.



2.6  Relay

Relay pada dasarnya adalah sakelar yang membuka dan menutupnya ( open dan closenya) dengan tenaga listrik melalui coil relay yang terdapat di dalamnya. Pada awalnya sebuah relay di anggap memiliki coil/lilitan tembaga/cooper yang melilit pada sebatang logam, pada saat coil di beri masukan arus/ tegangan listrik/elektrik maka coil akan membuat medan elektromagnetik yang mempengaruhi batang logam di dalam lingkarannya tersebut untuk menjadikannya sebuah magnet. 


Gambar 6 Relay HSR

Pada Pompa Air Otomatis, relay digunakan untuk mengaktifkan pompa dan mematikan pompa sesuai dengan kondisi level air pada tandon. Saat tandon pada level rendah relay akan close sehingga mengaktifkan pompa. Saat tandon pada level tinggi relay akan open kembali sesuai kondisi awal yaitu Normally Open (NO).Pompa Air

Water pump atau pompa air merupakan elemen yang berfungsi untuk menyerap sekaligus mendorong air yang terdapat pada sistem pendinginan sehingga dapat bersikulisasi pada mesin.

Rongga-rongga mesin yang dilewati sirkulasi akan mendinginkan suhu dinding pada booring silinder. Hal ini secara otomatis dapat menaikkan suhu mesin dan untuk selanjutnya proses pendinginan dilakukan dibagian radiator.

Kelancaran sirkulasi air pendingin harus benar-benar dijaga sebab apabila kelancaran sirkulasi air terganggu dengan adanya karat atau kotoran-kotoran lain dapat menimbulkan kenaikan temperatur mesin atau bahkan menimbulkan kerusakan pada mesin.

Pompa air dapat bekerja setelah mesin dihidupkan sebab pompa air bekerja melalui bantuan v-belt. V -belt berfungsi untuk menggerakkan kipas yang mengalirkan air ke seluruh rongga-rongga mesin. Salah satu kerusakan yang terjadi pada pompa air adalah putusnya benda yang bertugas menggerakkan kipas ini


Gam
bar 7 Pompa



2.7  LCD I2C

I2C LCD  adalah modul LCD yang dikendalikan secara serial sinkron dengan protokol I2C/IIC ( Inter Integrated Circuit ) atau TWI ( Two Integrated Circuit ). Normalnya, modul LCD dikendalikan secara parallel baik untuk jalur data maupun kontronya. Namun, jalur parallel akan memakan banyak pin di sisi kontroller (misal Arduino, Android, komputer, dll).




2.8  Bluetooth HC-05

HC-05 Adalah sebuah modul Bluetooth SPP (Serial Port Protocol) yang mudah digunakan untuk komunikasi serial wireless (nirkabel) yang mengkonversi port serial ke Bluetooth. HC-05 menggunakan modulasi bluetooth V2.0 + EDR (Enchanced Data Rate) 3 Mbps dengan memanfaatkan gelombang radio berfrekuensi 2,4 GHz.

Modul ini dapat digunakan sebagai slave maupun master. HC-05 memiliki 2 mode konfigurasi, yaitu AT mode dan Communication mode. AT mode berfungsi untuk melakukan pengaturan konfigurasi dari HC-05. Sedangkan Communication mode berfungsi untuk melakukan komunikasi bluetooth dengan piranti lain.

Dalam penggunaannya, HC-05 dapat beroperasi tanpa menggunakan driver khusus. Untuk berkomunikasi antar Bluetooth, minimal harus memenuhi dua kondisi berikut :

1.        Komunikasi harus antara master dan slave.

2.        Password harus benar (saat melakukan pairing).



Jarak sinyal dari HC-05 adalah 30 meter, dengan kondisi tanpa halangan.

Gambar 8 Bluetooth HC-05

Adapun spesifikasi dari HC-05 adalah :

Hardware :
– Sensitivitas -80dBm (Typical)
– Daya transmit RF sampai dengan +4dBm.
– Operasi daya rendah 1,8V – 3,6V I/O.
– Kontrol PIO.
– Antarmuka UART dengan baudrate yang dapat diprogram.
– Dengan antena terintegrasi.

Software :
– Default baudrate 9600, Data bit : 8, Stop bit = 1, Parity : No Parity, Mendukung baudrate : 9600, 19200, 38400, 57600, 115200, 230400 dan 460800.
– Auto koneksi pada saat device dinyalakan (default).
– Auto reconnect pada menit ke 30 ketika hubungan putus karena range koneksi.

3. PERANCANGAN ALAT

Bab ini akan dibahas tentang perancangan dan pembuatan water level control berbasis arduino menggunakan bluetooth. Perancangan system ini meliputi perancangan perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware).



3.1  Perangkat keras dan Rangkaian Elektronika

Adapun sistem yang digunakan adalah:

1.        Sensor HC SR-04

2.        Sensor Elektroda

3.        Sensor Waterflow

4.        Arduino Uno

5.        LED

6.        Pompa Aquarium

7.        LCD I2C

8.        Bluetooth HC-05



3.2  Perancangan Diagram Blok

Blok WATER LEVEL CONTROL dengan pengukuran debit air menggunakan masukan berupa sensor HC SR-04, sensor elektroda, dan sensor waterflow. Keluaran berupa LED, pompa aquarium, LCD I2C dan bluetooth HC-05. Berikut ini adalah blok diagram water level control dengan pengaturan debit air.





Gambar 8 Diagram Blok
.3  Perancangan Perangkat Lunak

Perangkat lunak ini berfungsi untuk mengatur kinerja secara keseluruhan dari sistem. Perangkat lunak untuk alat ini menggunakan software Arduino. Untuk memberikan gambaran umum jalannya program dan memudahkan pembuatan perangkat lunak maka dibuatlah diagram alir sebagai berikut:


 

Digram Alir (a)

Digram Alir (b)

4.        CARA KERJA

WATER LEVEL CONROL dengan PENGUKURAN DEBIT AIR berbasis ARDUINO ini bekerja dengan Sensor Elektroda untuk mendeteksi keadaan air dalam sumur dan Sensor HC-SR 04 untuk mengukur ketinggian level air dalam tandon serta sensor waterflow untuk mengukur debit air yang keluar dari tandon.

1.        Saat air di dalam tandon menunjukkan level rendah maka LED berwarna merah akan menyala.

2.        Saat air di dalam tandon menunjukkan level sedang maka LED berwarna kuning akan menyala.

3.        Saat air di dalam tandon menunjukkan level tinggi maka LED berwarna hijau akan menyala.

4.        Saat sumur ada airnya, maka sensor elektroda pada sumur akan aktif.

5.        Saat sensor elektroda aktif dan tandon air menunjukkan level  rendah, maka secara otomatis akan menghidupkan pompa yang dihidupkan oleh relay  dan akan mengisi sampai level tinggi.

6.        Kedudukan air di dalam tandon dideteksi oleh sensor HC SR-04, saat air dalan tandon sudah sampai level tinggi, maka pompa air akan mati. 

5. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambar Rangkaian



5.2  Skema pengawatan





Gambar pengawatan dalam

Gambar Pengawatan Luar


5.3 List program

#include  <Wire.h>
#include  <LiquidCrystal_I2C.h>
LiquidCrystal_I2C lcd(0x3F, 2, 1, 0, 4, 5, 6, 7, 3, POSITIVE);  // Set the LCD I2C address
//Defines Variables
const int trigPin = 9;
const int echoPin = 10;
int sumur = 11,
    waterflow = 2,
    relay = 5,
    ledMerah = 6,
    ledKuning = 7,
    ledHijau = 8,
    keadaanAir;
long duration;
int distance;
float mapped, volume;
int TORBINE;      //pengukuran sinyal incrementing
int Calc;

void rpm ()    //sebagai fungsi interrupt
{
  TORBINE++; //fungsi pengukuran incrementing tipe falling edge
}

void setup() {
  // put your setup code here, to run once:
  //Inisialisasi LCD
  lcd.begin(16, 2);
  lcd.backlight();
  delay(250);
  lcd.noBacklight();
  delay(250);
  lcd.backlight();

  pinMode(ledMerah, OUTPUT);
  pinMode(ledKuning, OUTPUT);
  pinMode(ledHijau, OUTPUT);
  pinMode(waterflow, INPUT); //.inisialisasi nama alias HSensor sebagai input-an
  pinMode(sumur, INPUT);
  pinMode(relay, OUTPUT);
  pinMode(trigPin, OUTPUT); // Sets the trigPin as an Output
  pinMode(echoPin, INPUT); // Sets the echoPin as an Input
  Serial.begin(9600); // Starts the serial communication
  attachInterrupt(0, rpm, RISING); //interrupt terpasang
}

void loop() {
  if ((volume > 3) && (volume <= 5)) {
    digitalWrite(ledHijau, LOW);
    digitalWrite(ledMerah, LOW);
    digitalWrite(ledKuning, HIGH);
  }
  if ((volume >= 0) && (volume <= 3)) {
    digitalWrite(ledHijau, LOW);
    digitalWrite(ledMerah, HIGH);
    digitalWrite(ledKuning, LOW);
  }
  if ((volume > 5) && (volume <= 6)) {
    digitalWrite(ledHijau, HIGH);
    digitalWrite(ledMerah, LOW);
    digitalWrite(ledKuning, LOW);
  }
  sei();
  keadaanAir = digitalRead(sumur);
  //BacaJarak
  digitalWrite(trigPin, LOW);      // Clears the trigPin
  delayMicroseconds(2);
  digitalWrite(trigPin, HIGH);      // Sets the trigPin on HIGH state for 10 micro seconds
  delayMicroseconds(10);
  digitalWrite(trigPin, LOW);

  //Convert ke jarak
  duration = pulseIn(echoPin, HIGH); // Reads the echoPin, returns the sound wave travel time in microseconds
  distance = duration * 0.034 / 2;  // Calculating the distance

  //Lihat Di serial Monitor dan Jika Jarak >19 maka hasil akan tetap membaca 19
  Serial.print("Distance: ");       // Prints the distance on the Serial Monitor
  Serial.println(distance);
  if (distance > 19) {
    distance = 19;
  }

  //Convert ke volume
  mapped = map(distance, 0, 19, 6500, 0);
  volume = mapped / 1000;
  Serial.print("Volume: ");
  Serial.println(volume);
  Serial.println(" ");
  delay(1000);

  //Tampilkan di LCD
  lcd.setCursor(11, 0);
  lcd.print("Liter");
  lcd.setCursor(0, 0);
  lcd.print("Volume=");
  lcd.setCursor(7, 0);
  lcd.print(volume);
  delay(200);
  lcd.setCursor(7, 0);
  lcd.print("    ");
  delay(50);
  lcd.setCursor(7, 0);
  lcd.print(volume);

  if (keadaanAir == LOW) {
    digitalWrite(relay, HIGH);
  }
  if (keadaanAir == HIGH) {
    if (((volume > 0) && (volume < 2))) {
      if ((volume > 0) && (volume < 2)) {
        digitalWrite(relay, LOW);
        digitalWrite(ledMerah, HIGH);
        digitalWrite(ledKuning, LOW);
        digitalWrite(ledHijau, LOW);
      }
      if (volume == 4) {
        digitalWrite(ledMerah, LOW);
        digitalWrite(ledKuning, HIGH);
        digitalWrite(ledHijau, LOW);
      }
      if (volume >= 5) {
        digitalWrite(relay, HIGH);
        digitalWrite(ledMerah, LOW);
        digitalWrite(ledKuning, LOW);
        digitalWrite(ledHijau, HIGH);
      }
    }
  }

  cli();
  //  WaterFlow Sensor
  TORBINE = 0; //nilai awal data torbine yaitu 0
  sei(); //pengaktifan program interrupt
  delay (1000); //nilai tunda 1000ms atau 1 detik
  cli(); //penon aktifan program interrupt
  Calc = (TORBINE * 60 / 7.5); //Pulsa yang timbul dikalikan dengan 60 dan dibagi 7.5 dan dikatakan dengan FLOW RATE dalam L / hour
  sei();
  lcd.setCursor(0, 1);
  lcd.print("Debit=");
  lcd.setCursor(6, 1);
  lcd.print(Calc, DEC);
  lcd.setCursor(12, 1);
  lcd.print("L/H");
  lcd.setCursor(7, 1);
  lcd.print("    ");
  delay(50);
  lcd.setCursor(7, 1);
  lcd.print(Calc);
  cli();
  Serial.print(Calc, DEC); //menampilkan hasil pembacaan kalkulasi flow rate dalam bentuk dec di serial monitor
  Serial.print(" L/hour\r\n"); //Tampilkan L / hour pada baris baru*/

}





7.        KESIMPULAN

Setelah melakukan percobaan, pengambilan data, dan penganalisaan terhadap data yang telah didapat pada proyek ini, maka didapatkan kesimpulan yaitu sebagai berikut:

1.    ARDUINO dapat memudahkan kita dalam kehidupan sehari-hari terutama untuk instrumentasi sebagai mikrokontroler yang canggih.

2.    Manfaat sensor ultrasonik banyak sekali, salah satunya yaitu sebagai sensor pendeteksi jarak dengan menangkap sinyal berbentuk suara ultrasonik.

3.    Pompa air otomatis berbasis ARDUINO ini  memudahkan orang-orang yang masih menggunakan tandon air sebagai sumber penyimpanan airnya, dengan menggunakan pompa air otomatis berbasis ARDUINO ini tidak perlu lagi untuk menunggu tandon airnya penuh.

4.    Dengan adanya sensor elektroda pada sumur maka memberikan proteksi untuk pompa air agar tidak aktif pada saat sumur dalam keadaan kering.

5.    Dengan adanya sensor waterflow pada keran tandon maka memberikan kemudahan pada pengguna dalam pengontrolan diri dalam penggunaan air, sehingga perilaku boros air dapat terhindari.


REFERENSI





Download Disini:
2. Jurnal
Nama Penulis




Choiril Luthfi. Penulis dilahirkan di Kudus, tanggal 28 Maret 1998. Penulis telah menempuh pendidikan formal di SD 3 Purwosari, SMP N 1 Kudus, dan SMA 1 Kudus. Tahun 2015 penulis telah menyelesaikan pendidikan SMA. Pada tahun 2015 penulis mengikuti seleksi mahasiswa baru diploma (D3) dan diterima menjadi mahasiswa baru diploma (D3) di kampus Politeknik Negeri Semarang (Polines) dengan Program Studi D3 Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro. Penulis terdaftar dengan NIM. 3.32.15.2.03. Apabila ada kritik, saran dan pertanyaan mengenai penelitian ini, bisa melalui via email: c.luthfi07@gmail.com


Nama penulis

Panji Hanindhita Windujati Janardana. Penulis dilahirkan di Semarang, tanggal 1 Juni 1997. Penulis telah menempuh pendidikan formal di SDN 01 Pudakpayung, SMPN Eka sakti Semarang, dan SMAN 9 Semarang. Tahun 2015 penulis telah menyelesaikan pendidikan SMA. Pada tahun 2015 penulis mengikuti seleksi mahasiswa baru diploma (D3) dan diterima menjadi mahasiswa baru diploma (D3) di kampus Politeknik Negeri Semarang (Polines) dengan Program Studi D3 Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro. Penulis terdaftar dengan NIM. 3.32.15.2.14. Apabila ada kritik, saran dan pertanyaan mengenai penelitian ini, bisa melalui via email: panjihanindhitawj97@gmail.com.


Nama penulis

Unik Safitri. Penulis dilahirkan di Pati, tanggal 1 Maret 1995. Penulis telah menempuh pendidikan formal di SDN  Dukutalit 02 SMPN 1 Juwana, dan SMA N 1 Juwana. Tahun 2013 penulis telah menyelesaikan pendidikan SMA. Pada tahun 2015 penulis mengikuti seleksi mahasiswa baru diploma (D3) dan diterima menjadi mahasiswa baru diploma (D3) di kampus Politeknik Negeri Semarang (Polines) dengan Program Studi D3 Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro. Penulis terdaftar dengan NIM. 3.32.15.2.20. Apabila ada kritik, saran dan pertanyaan mengenai penelitian ini, bisa melalui via email:uniksafitri20@gmail.com .
Nama pengajar Samuel BETA. Beliau mengajar di program studi Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Semarang. Email : sambetak2@gmail.com


No comments:

Post a Comment