Water Level Control Menggunakan Bluetooth Berbasis Arduino
WATER LEVEL CONTROL BERBASIS ARDUINO
MENGGUNAKAN BLUETOOTH
Choiril Luthfi 1, Panji Hanindhita W.J 2, Unik Safitri 3, Samuel BETA 4
Prodi Teknik
Elektronika Jurusan Teknik Elektronika Politeknik Negeri
Semarang
Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang,
50275
Intisari
- Untuk mempermudah orang dalam
proses menunggu pengisian air di dalam tandon dan untuk mengetahui berapa volume air dalam tandon yang sudah digunakan,
maka dibutuhkan alat otomatis untuk
menghidupkan atau mematikan pompa dan alat untuk mengukur jumlah air yang keluar dari tandon.
Maka dalam proyek
ini dibuatlah aplikasi ARDUINO
menggunakan masukan sensor ultrasonik HC-SR 04, sensor elektoda, kendali
telepon pintar menggunakan bluetooth dan sensor flowmeter serta luaran
LED, LCD,dan pompa
air. Sensor ultrasonik HC-SR 04 digunakan
untuk mengukur ketinggian level air
pada tandon.
Sedangakan sensor elektroda digunakan pada sumur untuk mendeteksi kondisi sumur, dan sensor waterflow untuk mengukur debit air yang
keluar dari tandon.LED digunakan sebagai
indikatorlevel air. LCD untuk menampilkan jarak level air dalam tandon dan debit air yang keluar dari tandon.
Telepon pintar digunakan untuk memantau Pompa air digunakan untuk mengisi ulang
air ke dalam tandon. Relay digunakan untuk mengontrol pompa air hidup atau mati
secara otomatis. Sedangkan
ARDUINO
sebagai kontroler dan pemroses sinyal.
Kata
Kunci : Arduino, Sensor
Ultrasonik HC-SR04,
Sensor elektroda,Waterflow
sensor, Bluetooth.
1.
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Air merupakan
salah satu kebutuhan pokok yang harus ada setiap harinya. Pada saat ini masih
banyak orang yang memanfaatkan pompa air untuk mengisi tandon air yang ada di
rumah atau di gedung-gedung perkantoran. Di zaman yang serba cepat dan zaman
serba otomatis seperti sekarang ini orang-orang cenderung sering lupa atau
sering malas untuk menunggu tandon airnya penuh karena kesibukan yang mereka
kerjakan. Selain itu, orang
cenderung boros dalam penggunaan air, sehingga menyebabkan tingginya tagihan
air yang harus dibayar setiap bulannya dan jika pemborosan air masih terus
dilakukan, maka dapat membahayakan akan ketersediaan air di masa mendatang.
Kemudian dibuat kontrol level air
berbasis ARDUINO
untuk memudahkan orang-orang yang masih menggunakan tandon air sebagai sumber
penyimpanan airnya. Dengan menggunakan pompa air otomatis berbasis ARDUINO ini tidak perlu lagi
untuk menunggu tandon airnya penuh dan volume air dari tandon yang nantinya
digunakan juga dapat diketahui
jumlahnya. Selain itu ditambahkan sensor pendeteksi
ketersediaaan air pada sumur sehingga dapat mengamankan pompa air apabila sumur
dalam keadaan kering.
1.2
Tujuan
Tujuan pembuatan alat ini adalah :
1.
Mampu membuat water
level control.
2.
Alat
ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar debit air.
3.
Mampu memprogram alat kontrol level air agar dapat mendeteksi debit
air.
1.3
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang, akan ditentukan beberapa rumusan masalah, yaitu :
1.
Bagaimana cara membuat alat kontrol level air?
2.
Bagaimana merancang sebuah sistem yang dapat
mendeteksi debit air di tandon?
3.
Bagamaiana cara memprogram alat pendeteksi
control level air agar dapat mengetahui debit air pada tandon?
1.4
Pembatasan
Masalah
Adapun yang
membatasi alat ini adalah :
1.
Perancangan perangkat
keras (hardware) yang terdiri dari Arduino Uno, sensor ultrasonik HC SR-04,sensor elektroda, sensor waterflow,
LED, LCD I2C, pompa air
dan Buzzer.
2.
Sensor yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sensor
HC SR-04 (sensor jarak), sensor elektroda, dan sensor waterflow.
3.
Memahami cara kerja dari
masing-masing komponen
4.
Tanda peringatan pada
sistem ini berupa LCD I2C dan LED.
5.
Sistem yang dibuat
berbasis mikrokontroller Arduino Uno.
1.5
Metodologi
Metode
yang digunakan dalam pembuatan Water
Level Control adalah sebagai berikut:
1. Metode Persiapan
Berisikan tentang
pemilihan materi serta jurnal yang akan dijadikan dasar atau literatur dalam
pembuatan pengatur water level control dengan pengukuran debit air.
2. Metode Perencanaan
Menentukan rancangan
sistem, alat, serta program aplikasi yang akan digunakan dalam pembuatan water level control dengan pengukuran debit air.
3.
Metode Perancangan
Proses pembuatan water level control dengan pengukuran debit air dengan LED sebagai indikator.
Pembuatan program sensor ultrasonik HC SR-04, sensor
elektroda dan sensor waterflow sebagai masukan, LCD I2C
sebagai
display serta bluetooth HC-05 sebagai luaran pada
Arduino Uno.
4.
Pengujian Alat
Melakukan pengujian water level control dengan pengaturan debit air dengan LED
sebagai
Indikator apakah sudah sesuai rencana atau belum.
5.
Tahap Penyusunan Laporan
Menyusun laporan hasil
dari pembuatan alat dalam bentuk laporan penelitian.
1.6
Ruang Lingkup
Berdasarkan rumusan masalah diatas, agar pembahasan terfokus pada
perumusan masalah yang akan dibahas pada alat ini sebagai berikut :
1.
Alat kontrol level air ini masih dibuat
dalam bentuk prototipe.
2.
Kontrol bluetooth yang digunakan berupa pengecekan
ketinggian air, keadaan air dan menghidupkan dan mematikan pompa.
3.
Sensor waterflow digunakan untuk mengukur debit air.
2. TINJAUAN PUSTAKA
Untuk mengetahui berbagai komponen
dan peralatan yang dibutuhkan, maka disusunlah tinjauan pustaka sebagai acuan
dalam merancang dan membuat aplikasi menggunakan Arduino Uno ini.
2.1 Sensor HC SR-04
Gelombang ultrasonik adalah gelombang dengan besar
frekuensi diatas frekuensi gelombang suara yaitu lebih dari 20 KHz. Seperti
telah disebutkan bahwa sensor ultrasonik terdiri dari rangkaian pemancar
ultrasonik yang disebut transmitter dan rangkaian penerima
ultrasonik yang disebut receiver. Sinyal ultrasonik yang
dibangkitkan akan dipancarkan dari transmitter ultrasonik.
Ketika sinyal mengenai benda penghalang, maka sinyal ini dipantulkan, dan
diterima oleh receiver ultrasonik. Sinyal yang diterima oleh
rangkaian receiver dikirimkan ke rangkaian mikrokontroler
untuk selanjutnya diolah untuk menghitung jarak terhadap benda di depannya
(bidang pantul). Prinsip kerja dari sensor ultrasonik ditunjukkan dalam gambar
dibawah ini.
Gambar 1 Prinsip Kerja Gelombang Ultrasonik
Prinsip kerja dari sensor ultrasonik adalah sebagai
berikut :
1.
Sinyal dipancarkan oleh pemancar
ultrasonik. Sinyal tersebut berfrekuensi diatas 20kHz, biasanya yang digunakan
untuk mengukur jarak benda adalah 40kHz. Sinyal tersebut di bangkitkan oleh
rangkaian pemancar ultrasonik.
2.
Sinyal yang dipancarkan tersebut
kemudian akan merambat sebagai sinyal / gelombang bunyi dengan kecepatan bunyi
yang berkisar 340 m/s. Sinyal tersebut kemudian akan dipantulkan dan akan
diterima kembali oleh bagian penerima Ultrasonik.
3.
Setelah sinyal tersebut sampai di
penerima ultrasonik, kemudian sinyal tersebut akan diproses untuk menghitung
jaraknya. Jarak dihitung berdasarkan rumus:
S = 340.
dimana S
adalah jarak antara sensor ultrasonik dengan bidang pantul, dan t adalah selisih
waktu antara pemancaran gelombang ultrasonik sampai diterima kembali oleh
bagian penerima ultrasonik.
2.2 Sensor
Elektroda
Sensor
elektroda merupakan sensor untuk mendeteksi cairan dengan memanfaatkan beberapa
buah kawat tembaga yang diatur dengan ketinggian yang berbeda beda untuk
menentukan level keadaan air. Cara kerja dari sensor elektroda yaitu dengan
memberikan tegangan 5volt pada batang yang paling panjang kemudian pada batang
yang lainya dicelupkan ke air. Sehingga didapati apabila dua btang tersebut
tercelup air maka akan mengaktifkan transistor kemudian mengaktifkan relay dan
memberikan sinyal pada mikrokontroler.
Gambar 2 Prinsip kerja sensor elektroda
2.3 Sensor
Waterflow
Sensor Waterflow adalah alat untuk merasakan laju aliran fluida.
Biasanya sensor aliran digunakan dalam waterflow,
atau aliran logger, untuk merekam aliran cairan. Seperti yang terjadi untuk
semua sensor, akurasi mutlak pengukuran memerlukan fungsi untuk kalibrasi.Sensor aliran air
terdiri dari tubuh plastik katup, rotor air, dan sensor efek hall. Ketika air mengalir melalui
rotor, rotor gulungan. Perubahan kecepatan dengan tingkat yang berbeda aliran .
The efek hall sensor output sinyal pulsa yang sesuai.
Spesifikasi :
Tegangan Kerja Minimal : DC 4.5V
Arus Kerja Maksimal : 15mA ( DC 5V )
Tegangan kerja : DC 5V ~ 24V
Range Aliran Rata-rata : 1 ~ 30L / min
Beban Kapasitas : ≤10mA ( DC 5V )
Suhu operasi : ≤80 ℃
Cairan Suhu : ≤120 ℃
Kelembaban Operasi : 35 % ~ 90 % RH
Tekanan air : ≤1.75MPa
Suhu Penyimpanan : -25 ~ + 80 ℃
Penyimpanan Kelembaban : 25 % ~ 95 % RH
Gambar 3 Sensor Waterflow
2.4 Arduino Uno
Arduino
Uno adalah papan mikrokontroler berbasis ATmega328. Arduino Uno memiliki 14
digital pin input/output, dimana 6 pin digunakan sebagai output PWM, 6 pin
input analog, 16 MHz resonator keramik, koneksi USB, jack catu daya eksternal,
header ICSP, dan tombol reset. Ini semua berisi hal-hal yang diperlukan untuk
mendukung mikrokontroler; sederhana saja, hanya dengan menghubungkannya ke
komputer dengan kabel USB atau sumber tegangan dengan adaptor AC-DC dan atau
baterai untuk memulai menggunakan papan arduino.
Arduino
Uno berbeda dari semua papan Uno
sebelumnya yang sudah tidak menggunakan chip driver FTDI USB-to-serial.
Sekarang, Arduino Uno menggunakan fitur Atmega16U2 (Atmega8U2 sampai dengan
versi R2) yang diprogram sebagai konverter USB-to-serial.
Arduino Uno Revisi 2 memiliki
resistor pulling untuk 8U2 dari jalur HWB ke ground, sehingga lebih mudah untuk
dimasukkan ke dalam mode DFU.
Arduino Uno Revisi 3 memiliki
fitur-fitur baru berikut:
- pinout: ditambahkan pin SDA dan SCL yang dekat dengan pin AREF dan dua pin baru lainnya yang ditempatkan dekat dengan pin RESET, sedangkan IOREF digunakan sebagai perisai untuk beradaptasi dengan tegangan yang tersedia pada papan. Kedepannya, perisai akan dibuat kompatibel dengan dua jenis papan yang menggunakan AVR yang beroperasi pada tegangan 5V dan dengan Arduino Due yang beroperasi pada tegangan 3.3V. Sedangkan 2 pin tidak terhubung, yang disediakan untuk tujuan masa depan.
- Sirkuit RESET handal.
- Atmega 16U2 menggantikan 8U2.
“Uno” berarti satu
yang diambil dari bahasa Italia dan penggunaan nama ini untuk menandai
peluncuran Arduino 1.0. Uno dan versi 1.0 akan menjadi versi referensi Arduino,
yang akan terus berkembang. Uno adalah yang terbaru dalam serangkaian papan USB
Arduino, dan digunakan sebagai model referensi untuk platform Arduino.
Gambar
4 Bentuk Arduino UNO R3
Spesifikasi
Mikrokontroler
|
ATmega328
|
Tegangan
Operasi
|
5 Volt
|
Input
Voltage (disarankan)
|
7 - 12
Volt
|
Input
Voltage (batas akhir)
|
6 - 20
Volt
|
Digital
I/O Pin
|
14 (6 pin
sebagai output PWM)
|
Analog
Input Pin
|
6
|
Arus DC
per pin I/O
|
40 Ma
|
Arus DC
untuk pin 3.3V
|
50 Ma
|
Flash
Memory
|
32 KB
(ATmega328) 0,5 KB untuk bootloader
|
SRAM
|
2 KB
(ATmega328)
|
EEPROM
|
1 KB
(ATmega328)
|
Clock
Speed
|
16
Hz
|
2.5
Light Emiting Dioda (LED)
Gambar 5 LED
LED adalah singkatan dari Light Emiting Dioda, merupakan
komponen yang dapat mengeluarkan emisi cahaya.LED merupakan produk temuan lain
setelah dioda. Strukturnya juga sama dengan dioda, tetapi belakangan ditemukan
bahwa elektron yang menerjang sambungan P-N juga melepaskan energi berupa
energi panas dan energi cahaya. LED dibuat agar lebih efisien jika mengeluarkan
cahaya. Untuk mendapatkna emisi cahaya pada semikonduktor, doping yang pakai
adalah galium, arsenic dan phosporus. Jenis doping yang berbeda menghasilkan
warna cahaya yang berbeda pula.
2.6
Relay
Relay pada dasarnya adalah sakelar yang membuka
dan menutupnya ( open dan closenya) dengan tenaga listrik melalui coil relay
yang terdapat di dalamnya. Pada awalnya sebuah relay di anggap memiliki
coil/lilitan tembaga/cooper yang melilit pada sebatang logam, pada saat coil di
beri masukan arus/ tegangan listrik/elektrik maka coil akan membuat medan
elektromagnetik yang mempengaruhi batang logam di dalam lingkarannya tersebut
untuk menjadikannya sebuah magnet.
Gambar 6 Relay HSR
Pada Pompa Air Otomatis, relay
digunakan untuk mengaktifkan pompa dan mematikan pompa sesuai dengan kondisi
level air pada tandon. Saat tandon pada level rendah relay akan close sehingga
mengaktifkan pompa. Saat tandon pada level tinggi relay akan open kembali
sesuai kondisi awal yaitu Normally Open
(NO).Pompa Air
Water pump atau pompa air merupakan
elemen yang berfungsi untuk menyerap sekaligus mendorong air yang terdapat pada
sistem pendinginan sehingga dapat bersikulisasi pada mesin.
Rongga-rongga mesin yang dilewati sirkulasi akan mendinginkan suhu
dinding pada booring silinder. Hal ini secara otomatis dapat menaikkan
suhu mesin dan untuk selanjutnya proses pendinginan dilakukan dibagian
radiator.
Kelancaran sirkulasi air pendingin harus benar-benar dijaga sebab
apabila kelancaran sirkulasi air terganggu dengan adanya karat atau
kotoran-kotoran lain dapat menimbulkan kenaikan temperatur mesin atau bahkan
menimbulkan kerusakan pada mesin.
Pompa air dapat bekerja setelah mesin dihidupkan sebab pompa air
bekerja melalui bantuan v-belt. V -belt berfungsi untuk
menggerakkan kipas yang mengalirkan air ke seluruh rongga-rongga mesin. Salah
satu kerusakan yang terjadi pada pompa air adalah putusnya benda yang bertugas
menggerakkan kipas ini
Gam
bar 7 Pompa
2.7 LCD
I2C
I2C LCD adalah modul LCD yang dikendalikan secara serial sinkron dengan protokol I2C/IIC ( Inter Integrated Circuit ) atau TWI ( Two Integrated Circuit ). Normalnya, modul LCD dikendalikan secara parallel baik untuk jalur data maupun kontronya. Namun, jalur parallel akan memakan banyak pin di sisi kontroller (misal Arduino, Android, komputer, dll).
2.8 Bluetooth
HC-05
HC-05 Adalah
sebuah modul Bluetooth SPP (Serial Port Protocol) yang mudah digunakan untuk
komunikasi serial wireless (nirkabel) yang mengkonversi port serial ke
Bluetooth. HC-05 menggunakan modulasi bluetooth V2.0 + EDR (Enchanced Data
Rate) 3 Mbps dengan memanfaatkan gelombang radio berfrekuensi 2,4 GHz.
Modul
ini dapat digunakan sebagai slave maupun master. HC-05 memiliki 2 mode
konfigurasi, yaitu AT mode dan Communication mode. AT mode berfungsi untuk
melakukan pengaturan konfigurasi dari HC-05. Sedangkan Communication mode
berfungsi untuk melakukan komunikasi bluetooth dengan piranti lain.
Dalam
penggunaannya, HC-05 dapat beroperasi tanpa menggunakan driver khusus. Untuk
berkomunikasi antar Bluetooth, minimal harus memenuhi dua kondisi berikut :
1.
Komunikasi
harus antara master dan slave.
2.
Password
harus benar (saat melakukan pairing).
Jarak
sinyal dari HC-05 adalah 30 meter, dengan kondisi tanpa halangan.
Gambar 8 Bluetooth HC-05
Adapun spesifikasi dari HC-05 adalah :
Hardware :
– Sensitivitas -80dBm (Typical)
– Daya transmit RF sampai dengan +4dBm.
– Operasi daya rendah 1,8V – 3,6V I/O.
– Kontrol PIO.
– Antarmuka UART dengan baudrate yang dapat diprogram.
– Dengan antena terintegrasi.
– Sensitivitas -80dBm (Typical)
– Daya transmit RF sampai dengan +4dBm.
– Operasi daya rendah 1,8V – 3,6V I/O.
– Kontrol PIO.
– Antarmuka UART dengan baudrate yang dapat diprogram.
– Dengan antena terintegrasi.
Software :
– Default baudrate 9600, Data bit : 8, Stop bit = 1, Parity : No Parity, Mendukung baudrate : 9600, 19200, 38400, 57600, 115200, 230400 dan 460800.
– Auto koneksi pada saat device dinyalakan (default).
– Auto reconnect pada menit ke 30 ketika hubungan putus karena range koneksi.
– Default baudrate 9600, Data bit : 8, Stop bit = 1, Parity : No Parity, Mendukung baudrate : 9600, 19200, 38400, 57600, 115200, 230400 dan 460800.
– Auto koneksi pada saat device dinyalakan (default).
– Auto reconnect pada menit ke 30 ketika hubungan putus karena range koneksi.
3. PERANCANGAN ALAT
Bab ini akan dibahas
tentang perancangan dan pembuatan water level control berbasis arduino menggunakan bluetooth. Perancangan system ini
meliputi perancangan perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware).
3.1 Perangkat keras dan Rangkaian Elektronika
Adapun sistem yang digunakan adalah:
1.
Sensor HC SR-04
2.
Sensor Elektroda
3.
Sensor Waterflow
4.
Arduino Uno
5.
LED
6.
Pompa Aquarium
7.
LCD I2C
8.
Bluetooth HC-05
3.2 Perancangan Diagram Blok
Blok WATER
LEVEL CONTROL dengan pengukuran debit air menggunakan masukan
berupa sensor HC SR-04, sensor elektroda, dan sensor waterflow.
Keluaran berupa LED, pompa aquarium, LCD I2C dan bluetooth HC-05. Berikut ini adalah blok
diagram water
level control dengan pengaturan debit air.
Gambar 8 Diagram Blok
.3 Perancangan Perangkat Lunak
Perangkat lunak ini berfungsi untuk mengatur kinerja secara
keseluruhan dari sistem. Perangkat lunak untuk
alat ini menggunakan software Arduino. Untuk memberikan gambaran umum
jalannya program dan memudahkan pembuatan perangkat lunak maka dibuatlah diagram
alir sebagai berikut:
Digram Alir (a)
Digram Alir (b)
4.
CARA KERJA
WATER LEVEL CONROL
dengan PENGUKURAN DEBIT AIR berbasis ARDUINO ini bekerja dengan Sensor
Elektroda untuk mendeteksi
keadaan air dalam sumur dan Sensor HC-SR 04
untuk mengukur ketinggian level air dalam
tandon serta sensor waterflow untuk mengukur debit air
yang keluar dari tandon.
1.
Saat air di dalam tandon menunjukkan level rendah
maka LED berwarna merah akan menyala.
2.
Saat
air di dalam tandon menunjukkan level sedang maka LED berwarna kuning akan
menyala.
3.
Saat air di dalam tandon menunjukkan level tinggi
maka LED berwarna hijau akan menyala.
4.
Saat sumur ada airnya,
maka sensor elektroda pada sumur akan aktif.
5.
Saat sensor elektroda
aktif dan tandon air menunjukkan level
rendah, maka
secara otomatis akan menghidupkan pompa yang dihidupkan oleh relay dan akan mengisi sampai level tinggi.
6.
Kedudukan
air di dalam tandon dideteksi oleh sensor HC SR-04, saat air dalan tandon sudah
sampai level tinggi, maka pompa air akan mati.
5. HASIL
DAN PEMBAHASAN
5.1
Gambar Rangkaian
5.2 Skema
pengawatan
Gambar pengawatan dalam
Gambar Pengawatan Luar
5.3
List program
#include <Wire.h>
#include
<LiquidCrystal_I2C.h>
LiquidCrystal_I2C lcd(0x3F, 2, 1, 0, 4, 5, 6, 7, 3, POSITIVE); // Set the LCD I2C address
//Defines Variables
const int trigPin = 9;
const int echoPin = 10;
int sumur = 11,
waterflow = 2,
relay = 5,
ledMerah = 6,
ledKuning = 7,
ledHijau = 8,
keadaanAir;
long duration;
int distance;
float mapped, volume;
int TORBINE;
//pengukuran sinyal incrementing
int Calc;
void rpm () //sebagai
fungsi interrupt
{
TORBINE++; //fungsi
pengukuran incrementing tipe falling edge
}
void setup() {
// put your setup code
here, to run once:
//Inisialisasi LCD
lcd.begin(16, 2);
lcd.backlight();
delay(250);
lcd.noBacklight();
delay(250);
lcd.backlight();
pinMode(ledMerah,
OUTPUT);
pinMode(ledKuning,
OUTPUT);
pinMode(ledHijau,
OUTPUT);
pinMode(waterflow,
INPUT); //.inisialisasi nama alias HSensor sebagai input-an
pinMode(sumur, INPUT);
pinMode(relay, OUTPUT);
pinMode(trigPin,
OUTPUT); // Sets the trigPin as an Output
pinMode(echoPin, INPUT);
// Sets the echoPin as an Input
Serial.begin(9600); //
Starts the serial communication
attachInterrupt(0, rpm,
RISING); //interrupt terpasang
}
void loop() {
if ((volume > 3)
&& (volume <= 5)) {
digitalWrite(ledHijau,
LOW);
digitalWrite(ledMerah,
LOW);
digitalWrite(ledKuning,
HIGH);
}
if ((volume >= 0)
&& (volume <= 3)) {
digitalWrite(ledHijau,
LOW);
digitalWrite(ledMerah,
HIGH);
digitalWrite(ledKuning, LOW);
}
if ((volume > 5)
&& (volume <= 6)) {
digitalWrite(ledHijau,
HIGH);
digitalWrite(ledMerah,
LOW);
digitalWrite(ledKuning, LOW);
}
sei();
keadaanAir =
digitalRead(sumur);
//BacaJarak
digitalWrite(trigPin,
LOW); // Clears the trigPin
delayMicroseconds(2);
digitalWrite(trigPin,
HIGH); // Sets the trigPin on HIGH
state for 10 micro seconds
delayMicroseconds(10);
digitalWrite(trigPin,
LOW);
//Convert ke jarak
duration =
pulseIn(echoPin, HIGH); // Reads the echoPin, returns the sound wave travel
time in microseconds
distance = duration * 0.034
/ 2; // Calculating the distance
//Lihat Di serial
Monitor dan Jika Jarak >19 maka hasil akan tetap membaca 19
Serial.print("Distance: "); // Prints the distance on the Serial
Monitor
Serial.println(distance);
if (distance > 19) {
distance = 19;
}
//Convert ke volume
mapped = map(distance,
0, 19, 6500, 0);
volume = mapped / 1000;
Serial.print("Volume: ");
Serial.println(volume);
Serial.println("
");
delay(1000);
//Tampilkan di LCD
lcd.setCursor(11, 0);
lcd.print("Liter");
lcd.setCursor(0, 0);
lcd.print("Volume=");
lcd.setCursor(7, 0);
lcd.print(volume);
delay(200);
lcd.setCursor(7, 0);
lcd.print(" ");
delay(50);
lcd.setCursor(7, 0);
lcd.print(volume);
if (keadaanAir == LOW) {
digitalWrite(relay,
HIGH);
}
if (keadaanAir == HIGH)
{
if (((volume > 0)
&& (volume < 2))) {
if ((volume > 0)
&& (volume < 2)) {
digitalWrite(relay, LOW);
digitalWrite(ledMerah, HIGH);
digitalWrite(ledKuning, LOW);
digitalWrite(ledHijau, LOW);
}
if (volume == 4) {
digitalWrite(ledMerah, LOW);
digitalWrite(ledKuning, HIGH);
digitalWrite(ledHijau, LOW);
}
if (volume >= 5)
{
digitalWrite(relay, HIGH);
digitalWrite(ledMerah, LOW);
digitalWrite(ledKuning, LOW);
digitalWrite(ledHijau, HIGH);
}
}
}
cli();
// WaterFlow Sensor
TORBINE = 0; //nilai
awal data torbine yaitu 0
sei(); //pengaktifan
program interrupt
delay (1000); //nilai
tunda 1000ms atau 1 detik
cli(); //penon aktifan
program interrupt
Calc = (TORBINE * 60 /
7.5); //Pulsa yang timbul dikalikan dengan 60 dan dibagi 7.5 dan dikatakan
dengan FLOW RATE dalam L / hour
sei();
lcd.setCursor(0, 1);
lcd.print("Debit=");
lcd.setCursor(6, 1);
lcd.print(Calc, DEC);
lcd.setCursor(12, 1);
lcd.print("L/H");
lcd.setCursor(7, 1);
lcd.print(" ");
delay(50);
lcd.setCursor(7, 1);
lcd.print(Calc);
cli();
Serial.print(Calc, DEC);
//menampilkan hasil pembacaan kalkulasi flow rate dalam bentuk dec di serial
monitor
Serial.print("
L/hour\r\n"); //Tampilkan L / hour pada baris baru*/
}
|
7.
KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan,
pengambilan data, dan penganalisaan terhadap data yang telah didapat pada proyek ini, maka
didapatkan kesimpulan yaitu sebagai berikut:
1. ARDUINO
dapat memudahkan kita dalam kehidupan sehari-hari terutama untuk instrumentasi
sebagai mikrokontroler yang canggih.
2. Manfaat
sensor ultrasonik
banyak sekali, salah satunya yaitu sebagai sensor pendeteksi jarak dengan
menangkap sinyal berbentuk suara ultrasonik.
3. Pompa
air otomatis berbasis ARDUINO ini
memudahkan orang-orang yang masih menggunakan tandon air sebagai sumber
penyimpanan airnya, dengan menggunakan pompa air otomatis berbasis ARDUINO ini
tidak perlu lagi untuk menunggu tandon airnya penuh.
4. Dengan
adanya sensor elektroda pada sumur maka memberikan proteksi untuk pompa air
agar tidak aktif pada saat sumur dalam keadaan kering.
5. Dengan
adanya sensor waterflow pada keran tandon maka memberikan kemudahan pada
pengguna dalam pengontrolan diri dalam penggunaan air, sehingga perilaku boros
air dapat terhindari.
REFERENSI
Download Disini:
1. Laporan
2. Jurnal
3. Presentasi
5. Diagram Alir
7. Diagram Blok
8. Rangkaian
10. Pengawatan Luar
11. Simulasi Proteus
Nama Penulis
Choiril Luthfi. Penulis dilahirkan di Kudus, tanggal 28 Maret 1998. Penulis
telah menempuh pendidikan formal di SD 3 Purwosari, SMP N 1 Kudus, dan SMA 1 Kudus. Tahun 2015 penulis telah
menyelesaikan pendidikan SMA. Pada tahun 2015 penulis mengikuti seleksi mahasiswa baru
diploma (D3) dan diterima menjadi mahasiswa baru diploma (D3) di kampus
Politeknik Negeri Semarang (Polines) dengan Program Studi D3 Teknik
Elektronika, Jurusan Teknik Elektro. Penulis terdaftar dengan NIM. 3.32.15.2.03. Apabila ada
kritik, saran dan pertanyaan mengenai penelitian ini, bisa melalui via email: c.luthfi07@gmail.com
Nama penulis
Panji Hanindhita Windujati Janardana. Penulis dilahirkan di Semarang, tanggal 1 Juni 1997. Penulis telah
menempuh pendidikan formal di SDN 01
Pudakpayung, SMPN Eka sakti Semarang, dan SMAN 9
Semarang. Tahun 2015 penulis telah menyelesaikan pendidikan SMA. Pada tahun 2015 penulis mengikuti seleksi mahasiswa baru diploma (D3) dan
diterima menjadi mahasiswa baru diploma (D3) di kampus Politeknik Negeri
Semarang (Polines) dengan Program Studi D3 Teknik Elektronika, Jurusan Teknik
Elektro. Penulis terdaftar dengan NIM. 3.32.15.2.14. Apabila ada kritik, saran dan pertanyaan mengenai penelitian ini, bisa
melalui via email: panjihanindhitawj97@gmail.com.
Nama penulis
Unik Safitri. Penulis dilahirkan di Pati, tanggal 1 Maret
1995. Penulis telah menempuh pendidikan formal di SDN Dukutalit 02 SMPN 1 Juwana, dan SMA N 1 Juwana. Tahun 2013 penulis telah menyelesaikan
pendidikan SMA. Pada tahun 2015 penulis mengikuti seleksi mahasiswa baru diploma (D3) dan
diterima menjadi mahasiswa baru diploma (D3) di kampus Politeknik Negeri
Semarang (Polines) dengan Program Studi D3 Teknik Elektronika, Jurusan Teknik
Elektro. Penulis terdaftar dengan NIM. 3.32.15.2.20. Apabila ada kritik, saran
dan pertanyaan mengenai penelitian ini, bisa melalui via email:uniksafitri20@gmail.com .
Nama
pengajar Samuel BETA. Beliau mengajar di program studi Teknik
Elektronika, Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Semarang. Email : sambetak2@gmail.com
No comments:
Post a Comment