Kontak

Email | elektronikaabcd2015@gmail.com

Search This Blog

MENU

Saturday, November 25, 2017

PENGUKUR JARAK AMAN MOBIL DENGAN SENSOR ULTRASONIK



PENGUKUR JARAK AMAN MOBIL DENGAN SENSOR ULTRASONIK

Gugah Dewantoro1, Ivan Ade Pradipta2, Yuslam Bey Al’Ikhlash3.
Samuel Beta4.
Prodi Eletronika Jurusan Elektro Politeknik Negeri Semarang
Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275

Abstract — Safe distance measuring system is a tool to detect the object in front of the sensor and then know the distance between them. In making this tool using components that have been divided into three main parts, namely input, process, and output. The input component is the HCSR-04 proximity sensor. The input function is to detect the distance between a sensor-mounted object and an object in front of it. Then on the process used is arduino uno microcontroller. This is enough to be used in controlling many components in this tool model. At the external part of the LCD with I2C, LED, and buzzer. LCD with I2C serves to display the distance in centimeters. I2C is used to save arduino pins. LED and Buzzer as a safe distance mark or not.

Keywords — Arduino Uno, Ultrasonic sensor/ HC SR-04, LCD, I2C, LED, Buzzer

Intisari — Sistem pengukur jarak aman merupakan sebuah alat untuk mendeteksi adanya objek di depan sensor kemudian mengetahui jarak diantaranya. Pada pembuatan alat ini menggunakan komponen – komponen yang telah dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu masukan, proses, dan luaran. Komponen masukannya adalah sensor jarak HCSR-04. Fungsi masukan yaitu untuk mendeteksi jarak antara benda yang dipasang sensor dengan objek didepannya. Kemudian pada bagian proses yang digunakan adalah mikrokontroller arduino uno. Ini cukup untuk digunakan dalam mengontrol komponen yang banyak dalam model alat ini. Pada bagian luaran yaitu LCD dengan I2C, LED, dan buzzer. LCD  dengan I2C berfungsi untuk menampilkan jarak dalam sentimeter. I2C digunakan untuk menghemat pemakaian pin arduino. LED dan Buzzer sebagai tanda jarak aman atau tidak.

Kata kunci — Arduino Uno, Sensor ultrasonic / HC SR-04, LCD, I2C, LED, Buzzer


I         PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang


Dewasa ini dunia otomotif berkembang dengan sangat pesat, bukan hanya dari segi tampilan, tetapi juga teknologi yang digunakan. Tidak hanya dari sisi mekanik tetapi juga elektroniknya. Central Lock dan Power Window adalah bukti perkembangan elektronik di dunia otomotif yang sudah banyak digunakan. Saat ini beberapa mobil juga sudah dilengkapi sensor jarak yang dapat memberikan peringatan bila berdekatan dengan kendaraan atau benda lain di sekitarnya untuk menghindari benturan. Benturan atau tabrakan saat berkendara mobil tidak hanya berasal dari belakang tetapi dalam beberapa kasus bias terjadi dari samping kanan ataupun kiri. Saat hendak parkir pun pengemudi tidak hanya memperhatikan bagian belakang. Meskipun ada spion pada mobil tapi beberapa benturan tidak bias  dihindarkan karena keterbatasan membaca jarak melalui kaca spion. Untuk itu dibutuhkan alat untuk mendeteksi jarak pada bagian belakang, dan samping yang menampilkan angka secara akurat dan indikator lainnya. Penulis mengambil ide tentang Pengukur Jarak Aman Mobil dengan Sensor Ultrasonik sebagai tema pembuatan Proyek Arduino. Alat yang dibuat nantinya akan menggunakan Arduino Uno sebagai pemroses, sensor ultrasonik sebagai masukan, dan ditampilkan melalui lcd dengan I2C. Alat ini nantinya masih akan berupa modul.

1.2       Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1.        Bagaimana proses dari sensor ultrasonik hingga menghasilkan jarak dalam sentimeter?
2.        Bagaimana membuat program untuk tiga sensor ultrasonik sekaligus pada arduino?
3.        Mengapa menggunakan tambahan perangkat I2C pada lcd untuk dihubungkan ke arduino?

1.3       Ruang Lingkup

Berdasarkan rumusan masalah diatas agar pembahasan dapat terfokus,  maka yang akan dibahas pada alat ini sebagai berikut :
1.        Alat pengukur jarak aman ini masih dibuat dalam bentuk prototipe.
2.        HC-SR 04 sensor ultrasonik digunakan sebagai pendeteksi jarak benda didepan terhadapnya.
3.        Data akan ditampilkan pada lcd, kemudian led dan buzzer sebagai indikator.

1.4       Tujuan

Tujuan dari pembuatan alat ini adalah sebagai berikut :
1.        Mengetahui salah satu fungsi dari sensor ultrasonic sebagai pengukur jarak.
2.        Mampu membuat program arduino untuk sensor ultrasonik dan perangkat lainnya berdasarkan library yang disediakan.
3.        Dapat menggunakan modul tambahan untuk menghemat penggunaan pin – pin arduino.

II     TINJAUAN PUSTAKA

2.1       Arduino Uno

Arduino merupakan modul atau kit mikrokontroler yang bersifat sumber terbuka baik piranti keras maupun piranti lunaknya. Pengertian awam, Arduino merupakan komputer kecil yang dapat di program untuk memproses masukan dan luaran antara modul itu sendiri dengan komponen eksternal yang dihubungkan dengannya. Arduino memiliki kompilator program tersendiri menggunakan bahasa C++ yang dilengkapi dengan program pustaka yang memudahkan para pengguna untuk merancang suatu program. Perangkat kerasnya terdiri dari pengendali yang memiliki desain sederhana dengan Atmel AVR sebagai pengolah utama dan pintu masukan serta luaran yang langsung terpasang pada papan utamanya.

Gambar 2.1 Arduino Uno
Beberapa macam jenis Arduino dijual dipasaran, salah satunya Arduino Uno dengan tipe terbaru yaitu Arduino Uno R3. Modul ini memiliki 14 pin masukan/luaran (yang mana 6 dapat digunakan sebagai PWM output), 6 analog input, keramik resonator 16MHz, koneksi USB, power jack, header ICSP, dan tombol reset, memuat semua yang dibutuhkan untuk mendukung mikrokontroler. Arduino R3 dapat dihubungkan langsung ke komputer dengan kabel USB atau dengan mencatu dengan catu daya.
Tabel 2.1 Spesifikasi Arduino Uno

2.2       HC-SR04

Gambar 2.2 Sensor Ultrasonik HCSR04
HC-SR04 modul ultrasonik merpakan sensor jarak non-kontak mempunyai fungsi penginderaan, yang dapat digunakan untuk mengukur jarak kisaran 2cm-400cm, dan akurasi kisaran hingga 2mm. Modul meliputi pemancar ultrasonik, penerima dan rangkaian kontrol. Prinsip kerja :
1.      Menggunakan IO trigger untuk memulai setidaknya 10us high level signal,
2.      Modul ini secara otomatis mengirimkan delapan 40 kHz dan mendeteksi apakah ada sinyal pulsa kembali.
3.      Jika ada sinyal kembali, sampai sampai tinggi, waktu output tinggi IO durasi waktu dari pengiriman ultrasonik untuk kembali. Uji distance = (high level time×velocity of sound (340M/S) /2
Kabel terhubung langsung sebagai berikut:
·         5V Supply
·         Trigger Pulse Input
·         Echo Pulse Output
·         0V Ground

2.3       LCD 16x2

LCD (Liquid Crystal Display) adalah suatu jenis media tampil yang menggunakan kristal cair sebagai penampil utama. LCD sudah digunakan diberbagai bidang misalnya alal–alat elektronik seperti televisi, kalkulator, atau pun layar komputer. Pada postingan aplikasi LCD yang dugunakan ialah LCD dot matrik dengan jumlah karakter 2 x 16. LCD sangat berfungsi sebagai penampil yang nantinya akan digunakan untuk menampilkan status kerja alat. Adapun fitur yang disajikan dalam LCD ini adalah :
a)      Terdiri dari 16 karakter dan 2 baris.
b)      Mempunyai 192 karakter tersimpan.
c)      Terdapat karakter generator terprogram.
d)     Dapat dialamati dengan mode 4-bit dan 8-bit.
e)      Dilengkapi dengan back light.
Gambar 2.3 LCD16x2

Tabel 2.2 Spesifikasi Kaki LCD 16 x 2
Pin
Deskripsi
1
Ground
2
VCC
3
Pengatur kontras
4
“RS” Instruction/Register Select
5
“R/W” Read/Write LCD Registers
6
“EN” Enable
7-14
Data I/O Pins
15
VCC
16
Ground
Pada aplikasi umumnya RW diberi logika rendah “0”. Bus data terdiri dari 4-bit atau 8-bit. Jika jalur data 4-bit maka yang digunakan ialah DB4 sampai dengan DB7. Sebagaimana terlihat pada table diskripsi, interface LCD merupakan sebuah parallel bus, dimana hal ini sangat memudahkan dan sangat cepat dalam pembacaan dan penulisan data dari atau ke LCD. Kode ASCII yang ditampilkan sepanjang 8-bit dikirim ke LCD secara 4-bit atau 8 bit pada satu waktu. Jika mode 4-bit yang digunakan, maka 2 nibble data dikirim untuk membuat sepenuhnya 8-bit (pertama dikirim 4-bit MSB lalu 4-bit LSB dengan pulsa clock EN setiap nibblenya). Jalur kontrol EN digunakan untuk memberitahu LCD bahwa mikrokontroller mengirimkan data ke LCD. Untuk mengirim data ke LCD program harus menset EN ke kondisi high “1” dan kemudian menset dua jalur kontrol lainnya (RS dan R/W) atau juga mengirimkan data ke jalur data bus.
Saat jalur lainnya sudah siap, EN harus diset ke “0” dan tunggu beberapa saat (tergantung pada datasheet LCD), dan set EN kembali ke high “1”. Ketika jalur RS berada dalam kondisi low “0”, data yang dikirimkan ke LCD dianggap sebagai sebuah perintah atau instruksi khusus (seperti bersihkan layar, posisi kursor dll). Ketika RS dalam kondisi high atau “1”, data yang dikirimkan adalah data ASCII yang akan ditampilkan dilayar. Misal, untuk menampilkan huruf “A” pada layar maka RS harus diset ke “1”. Jalur kontrol R/W harus berada dalam kondisi low (0) saat informasi pada data bus akan dituliskan ke LCD. Apabila R/W berada dalam kondisi high “1”, maka program akan melakukan query (pembacaan) data dari LCD. Instruksi pembacaan hanya satu, yaitu Get LCD status (membaca status LCD), lainnya merupakan instruksi penulisan. Jadi hampir setiap aplikasi yang menggunakan LCD, R/W selalu diset ke “0”. Jalur data dapat terdiri 4 atau 8 jalur (tergantung mode yang dipilih pengguna), DB0, DB1, DB2, DB3, DB4, DB5, DB6 dan DB7. Mengirim data secara parallel baik 4-bit atau 8-bit merupakan 2 mode operasi primer. Untuk membuat sebuah aplikasi interface LCD, menentukan mode operasi merupakan hal yang paling penting.
Mode 8-bit sangat baik digunakan ketika kecepatan menjadi keutamaan dalam sebuah aplikasi dan setidaknya minimal tersedia 11 pin I/O (3 pin untuk kontrol, 8 pin untuk data). Sedangkan mode 4 bit minimal hanya membutuhkan 7-bit (3 pin untuk kontrol, 4 pin untuk data). Bit RS digunakan untuk memilih apakah data atau instruksi yang akan ditransfer antara mikrokontroller dan LCD. Jika bit ini di set (RS = 1), maka byte pada posisi kursor LCD saat itu dapat dibaca atau ditulis. Jika bit ini di reset (RS = 0), merupakan instruksi yang dikirim ke LCD atau status eksekusi dari instruksi terakhir yang dibaca.

2.4       I2C

Gambar 2.4 I2C

Inter Integrated Circuit atau sering disebut I2C adalah standar komunikasi serial dua arah menggunakan dua saluran yang didisain khusus untuk mengirim maupun menerima data. Sistem I2C terdiri dari saluran SCL (Serial Clock) dan SDA (Serial Data) yang membawa informasi data antara I2C dengan pengontrolnya. Piranti yang dihubungkan dengan sistem I2C Bus dapat dioperasikan sebagai Master dan Slave. Master adalah piranti yang memulai transfer data pada I2C Bus dengan membentuk sinyal Start, mengakhiri transfer data dengan membentuk sinyal Stop, dan membangkitkan sinyal clock. Slave adalah piranti yang dialamati master.
Pada umumnya I2C didesain untuk meminimalkan penggunaaan pin pada saat menggunakan display LCD 16x2. Normalnya sebuah LCD 16x2 akan membutuhkan sekurang-kurangnya 8 pin Arduino dan 1 buah potensiometer untuk dapat diaktifkan. Namun LCD tipe ini membuat pin yang dibutuhkan hanya 2 saja.
Spesifikasi:
·         I2C Address: 0x20
·         Backlight  (Blue with white char color)
·         Supply voltage: 5V
·         Size:82x35x18 mm
·         Weight:40 gram
Untuk mengubah address I2C, maka pindahkan jumper dengan mengacu pada tabel berikut (0 berarti jumper terhubung, 1 berarti jumper dilepas).

Tabel 2.3 Spesifikasi alamat I2C

A2
A1
A0
I2C Address
0
0
0
0x20
0
0
1
0x21
0
1
0
0x22
0
1
1
0x23
1
0
0
0x24
1
0
1
0x25
1
1
0
0x26
1
1
1
0x27

2.5       Buzzer

Gambar 2.5  Buzzer
Buzzer terdiri dari kumparan yang terpasang pada diafragma dan kemudian kumparan tersebut dialiri arus sehingga menjadi elektromagnet, kumparan tadi akan tertarik ke dalam atau keluar, tergantung dari arah arus dan polaritas magnetnya, karena kumparan dipasang pada diafragma maka setiap gerakan kumparan akan menggerakkan diafragma secara bolak-balik sehingga membuat udara bergetar yang akan menghasilkan suara.

2.6       LED

Gambar 2.6 LED
LED terdiri dari sebuah chip semikonduktor yang di doping sehingga menciptakan junction P dan N. Yang dimaksud dengan proses doping dalam semikonduktor adalah proses untuk menambahkan ketidakmurnian(impurity) pada semikonduktor yang murni sehingga menghasilkankarakteristik kelistrikan yang diinginkan. Ketika LED dialiri tegangan majuatau bias forward yaitu dari Anoda (P) menuju ke Katoda (N), Kelebihan Elektron pada N-Type material akan berpindah ke wilayah yang kelebihan Hole (lubang) yaitu wilayah yang bermuatan positif (P-Type material). Saat Elektron berjumpa dengan hole akan melepaskan photon dan memancarkan cahaya monokromatik (satu warna).


III  PERANCANGAN ALAT

3.1       Diagram Blok

Diagram blok sistem dirancang untuk dapat mengetahui prinsip kerja keseluruhan sistem ataupun rangkaian. Tujuan lainnya adalah memudahkan proses perancangan dan pembuatan pada masing-masing bagian, sehingga dapat dibuat sistem sesuai dengan yang diinginkan. Berikut adalah diagram blok alat yang ditunjukkan pada gambar 7.
Gambar 3.1 Diagram Blok

·        Ketiga HC SR04 digunakan sebagai masukan untuk mengukur jarak benda didepan sensor.
·           Arduino uno sebagai kendali algoritma untuk mengolah data masukan.
·           Tegangan masukan untuk arduino sebesar 5VDC.
·           Sebelum ke kaki lcd pin – pin arduino menuju I2C terlebih dahulu.
·           Penggunaan I2C untuk menghemat penggunaan pin arduino untuk lcd.
·           Buzzer digunakan sebagai indikator berupa bunyi yang memiliki variasi berbeda tergantung jarak terukur.
·           Masing – masing sensor menentukan nyala dua led yaitu merah dan hijau.
·           Led merah untuk jarak yang sudah tidak aman dan hijau untuk jarak aman.

3.2       Prinsip Kerja Alat

Alat ini masih berbentuk prototipe untuk mengukur jarak aman kendaraan dengan sisi balakang dan sampingnya. Alat ini bekerja pada tegangan 5 VDC dari catu daya. Sensor ultrasonik yang dipadang pada belakang, kanan, kiri akan mendeteksi keberadaan benda didepannya. Kemudian data diolah arduino untuk mendapatkan jarak yang diinginkan. Data akan ditampilkan pada lcd 16x2 berupa angka dalam satuan sentimeter “cm” dan keterangan apakah jarak dalam keadaan “AMAN”, hati – hati “AWAS”, ataupun diharuskan berhenti “STOP”. Sebagai indikator ada buzzer yang diatur dengan variasi berbeda tergantung jarak terukur. Selain buzzer ada juga led merah dan hijau. Led merah sebagai tanda jarak tidak aman dan hijau untuk jarak aman.

3.3       Perancangan Perangkat Keras

Membuat rancangan perangkat keras meliputi pembuatan rangkaian elektronik untuk catu daya dan sistem secara keseluruhan. Berikut adalah gambar dari rangkaian yang dibuat.

  1. Rangkaian Catu Daya
Dalam perancangan perangkat keras ini menggunakan IC regulator 7805 dan IC 7809 maka dapat dihasilkan tegangan yang dibutuhkan untuk mengaktifkan komponen yaitu sensor, arduino, dan motor
Gambar 3.2 Rangkaian catudaya
  1. Rangkaian alat
Pada gambar di bawah ini ditunjukkan keseluruhan rangkaian untuk alat pengukur jarak aman dilengkapi dengan pengawatan yang menunjukkan terletak di pin mana saja masukan dan luaran alat.

Gambar 3.3 Rangkaian
Tabel 3.1 Pin pin yang digunakan di arduino pada rangkaian

Pin
Fungsi
A0
Trig sensor kiri
A1
Echo sensor kiri
3
Trig sensor belakang
4
Echo sensor belakang
5
Trig sensor kanan
6
Echo sensor kanan
7
Buzzer
8
Led merah kiri
9
Led hijau kiri
10
Led merah belakang
11
Led hijau belakang
12
Led merah kanan
13
Led merah kiri
A4
SDA (I2C)
A5
SCL (I2C)
Pada gambar dibawah ini ditunjukkan pengawatan pin arduino dengan komponen lainnya.


Gambar 3.4  Pengawatan Rangkaian

3.4       Perancangan Perangkat Lunak

Perancangan ini digunakan untuk mengatur kinerja keseluruhan dari sistem yang terdiri dari beberapa perangkat keras sehingga sistem ini dapat bekerja dengan baik dan untuk mengolah data masukan agar menghasilkan keluaran yang sesuai dengan yang dikehendaki. Untuk memberikan gambaran umum jalannya program dan memudahkan pembuatan perangkat lunak, maka dibuat diagram alir yang menunjukan jalannya program. Diagram alir program ditunjukan pada gambar dibawah :


Gambar 3.5 Diagram Alir

Gambar 3.6 Diagram Alir Sub Program

IV  PENGUJIAN ALAT

4.1       Pengujian

Pengujian dilakukan dengan meletakkan papan datar didepan sensor pada beberapa sampel jarak. Jarak peletakan benda diukur dengan alat ukut panjang berupa penggaris. Berikur tabel pengukurannya.

Tabel 5 Hasil Pengukuran
No
Jarak (cm)

Hasil Pengukuran (cm)
LED Hijau
LED Merah
Buzzer
1
0
2.4
Mati
Nyala
Nyala
2
5
5.2
Mati
Nyala
Nyala
3
10
10.3
Nyala
Mati
Nyala
4
15
15.1
Nyala
Mati
Nyala
5
20
20.0
Nyala
Mati
Nyala
6
25
25.3
Nyala
Mati
Nyala
7
30
30.7
Nyala
Mati
Nyala
8
35
35.3
Nyala
Mati
Nyala
9
40
40.4
Nyala
Mati
Nyala
10
45
45.0
Nyala
Mati
Nyala
11
50
50.2
Nyala
Mati
Nyala
12
55
55.0
Nyala
Mati
Nyala
13
60
59.2
Nyala
Mati
Nyala
14
65
64.5
Nyala
Mati
Nyala
15
70
69.0
Nyala
Mati
Nyala
16
75
75.0
Nyala
Mati
Nyala
17
80
80.0
Nyala
Mati
Nyala
18
85
84.3
Nyala
Mati
Nyala
19
90
90.0
Nyala
Mati
Nyala
20
95
94.9
Nyala
Mati
Nyala
21
100
99.5
Nyala
Mati
Nyala
22
110
107.2
Nyala
Mati
Nyala
23
120
119.2
Nyala
Mati
Nyala
24
130
129.0
Nyala
Mati
Nyala
25
140
137..0
Nyala
Mati
Nyala
26
150
148.3
Nyala
Mati
Nyala



V      PENUTUP

5.1       Kesimpulan

  1. Proses untuk mengukur jarak saat sensor mengeluarkan sinyal ultrasonik hingga akhirnya mengenai benda didepannya. Sinyal akan kembali dan diterima sensor. Setelah data didapatkan akan diolah arduino dengan dimasukkan ke persamaan untuk menghasilkan jarak dalam sentimeter.
  2. Program tiga sensor sekaligus pada arduino tidak bisa dilakukan dalam satu fungsi loop langsung. Jika dilakukan sensor tidak akan bekerja. Masing – masing data sensor harus diolah dalam sub program sebelum masuk ke fungsi loop.
  3. Perangkat I2C digunakan untuk menghemat penggunaan pin arduino saat dihubungkan dengan LCD yang pada umumnya menggunakan hingga 7 pin menjadi 2 pin saja, yaitu SDA dan SCL.


Daftar Pustaka
[1] Ruang Inspirasi. (2017). Definisi HC-SR04 LM 35 Atmega 328 Atmega 16 dan ULN 2003. [Online]. Tersedia: http://hatta-cules.blogspot.co.id/2013/12/definisi-hc-sr04-lm-35-atmega-328.html [15 Oktober 2017].
[2] Indraharja. (2017). Pengertian Buzzer. [Online]. Tersedia: https://indraharja.wordpress.com/2012/01/07/pengertian-buzzer/ [15 Oktober 2017].
[3] Scirbd. (2017). Prinsip Kerja LED. [Online]. Tersedia: https://www.scribd.com/document/346535160/Prinsip-Kerja-Led [15 Oktober 2017].
[4] Purnomosejati’s Weblog. (2017). Mengenal Komunikasi I2C (Inter Integrated Circuit). [Online]. Tersedia: https://purnomosejati.wordpress.com/2011/08/25/mengenal-komunikasi-i2cinter-integrated-circuit/ [15 Oktober 2017].
[5] Les Elektronika. (2017). Liquid Crystal Display (LCD) 16 x 2. [Online]. Tersedia: http://www.leselektronika.com/2012/06/liguid-crystal-display-lcd-16-x-2.html [15 Oktober 2017].

Nama penulis Yuslam Bey Al’Ikhlash. Penulis dilahirkan di Kota Salatiga 3 Juli 1996. Penulis telah menempuh pendidikan formal di SD Negeri Pendrikan Lor 03-04 Semarang, SMP Negeri 7 Semarang, dan SMK Negeri 7 Semarang. Tahun 2015 penulis telah menyelesaikan pendidikan SMK. Pada tahun 2015 penulis mengikuti seleksi mahasiswa baru diploma (D3) dan diterima menjadi mahasiswa baru diploma (D3) di kampus Politeknik Negeri Semarang (Polines) dengan Program Studi D3 Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro. Penulis terdaftar dengan NIM 3.32.15.3.23. Apabila ada kritik dan saran yang membangun serta apabila terdapat beberapa pertanyaan mengenai penelitian ini, bisa menghubungi: yuslamb51@gmail.com


 Nama penulis Gugah Dewantoro. Penulis dilahirkan di Kota Semarang 18 Desember 1997. Penulis telah menempuh pendidikan formal di SD Negeri Kartini 03-04 Semarang, SMP Negeri 14 Semarang, dan SMA Negeri 11 Semarang. Tahun 2015 penulis telah menyelesaikan pendidikan SMA. Pada tahun 2015 penulis mengikuti seleksi mahasiswa baru diploma (D3) dan diterima menjadi mahasiswa baru diploma (D3) di kampus Politeknik Negeri Semarang (Polines) dengan Program Studi D3 Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro. Penulis terdaftar dengan NIM 3.32.15.3.09. Apabila ada kritik dan saran yang membangun serta apabila terdapat beberapa pertanyaan mengenai penelitian ini, bisa menghubungi: gugah.dewantoro11@gmail.com

Nama penulis: Ivan Ade Pradipta. Penulis dilahirkan di Kota Semarang, 14 Juni 1996. Penulis telah menempuh pendidikan formal di SD Perumnas Banyumanik 03-12 Semarang, SMP Negeri 21 Semarang, dan SMK Negeri 7 Semarang.
Tahun 2015 penulis telah menyelesaikan pendidikan SMK. Pada tahun 2015 mengikuti seleksi mahasiswa baru diploma 3 (D3) dan diterima menjadi mahasiswa baru diploma 3 (D3) di kampus Politeknik Negeri Semarang (Polines) dengan Program Studi D3 Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro. Penulis terdaftar dengan NIM 3.32.15.3.10. Apabila ada kritik dan saran yang membangun serta apabila terdapat beberapa pertanyaan mengenai penelitian ini, bisa menghubungi: ivanadepra@gmail.com


Nama pengajar Samuel Beta. Beliau mengajar di program studi Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Semarang. Email : sambetak2@gmail.com

No comments:

Post a Comment