Kontak

Email | elektronikaabcd2015@gmail.com

Search This Blog

MENU

Saturday, November 25, 2017

Pendeteksi Titik Api

Penjejak Titik Api


Dwiki Galih Ramanda1 ; Muhammad Riza Irfan2 ; Waluyo Febrianto3; Samuel Beta4.

Program Studi Teknik Elektronika Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Semarang

Jln. Prof. H. Sudarto, S.H., Tembalang, Semarang, Jawa Tengah, Indonesia. 50275. Telp. (024)7473417, Website : www.polines.ac.id, email :  sekretariat@polines.ac.id

Abstrak –   Penjejak Titik Api adalah alat yang berfungsi sebagai mendeteksi Titik Api dan mencari titik api dengan memanfaatan Motor Servo dan Motor DC untuk memadamkan Titik Api tersebut. Tujuan dari sistem penjejakan ini adalah untuk dapat secara otomatis mencari dan mendeteksi titik api dengan memanfaatkan Phototransistor . Untuk mencari arah titik Api , Phototransistor digunakan untuk memberikan informasi besarnya titik api yang diterima masing-masing sensor. Penjejak Titik Api pada proyek kali ini menggunakan Arduino UNO sebagai mikrokontrolernya. Motor Servo digunakan untuk menggerakkan landasan putar berdasarkan intensitas titik api yang diterima oleh Phototransistor.
Kata kunci: Arduino Uno, Phototransistor, Motor DC,Motor Servo

Abstract Hotspot Tracker  is a tool that serves as a point of Fire Point and searches for hotspots by utilizing DC Motor to extinguish the Fire Point. The purpose of this tracking system is to be able to automatically locate and share hotspots by utilizing Phototransistor. To find the midpoint of Fire, Phototransistor is used to provide information about the fire point received by each sensor. Hotspot Tracker on this project using Arduino UNO as microcontroller. Servo motors used to drive the rotation based on the intensity received by Phototransistor.
Keywords: Arduino Uno, Phototransistor, DC Motor, Servo Motor


I.   PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang

Pada era modern sekarang ini kemajuan teknologi sudah berkembang sangat pesat, sehingga manusia dapat meringankan pekerjaannya dengan memanfaatkan teknologi yang berkembang dan semakin maju. Kebakaran hutan akhir-ahir ini marak terjadi di Indonesia yang disebabkan oleh pembukaan lahan secara besar-besaran untuk digunakan sebagai kawasan industri maupun pemukiman. Efek yang ditimbulkan oleh kebakaran ini adalah beragam salah satunya yakni akan terjadi bencana kabut asap yang akan muncul dalam waktu yang lama akibat susah untuk ditemukannya lokasi dari titik api yang ada.
Dari permasalahan diatas kita dapat memanfaatkan sistem otomatisasi robot untuk mendeteksi Titik Api yaitu dengan alat Penjejak Titik Api. Penjejak Titik Api dapat secara otomatis mencari dan memadamkan lokasi dari Titik Api , sehingga dapat lebih efisien waktu, biaya dan tenaga .


1.2   Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, penulis menemukan beberapa permasalahan yang ada, yaitu:
1.   Bagaimana merancang dan membuat suatu sistem penjejak titik api yang mampu mendeteksi letak titik api.?
2.   Bagaimana  merancang  dan  merealisasikan  sensor  yang  dapat  mendeteksi keberadaan/posisi titik api?

1.3   Tujuan

Tujuan pembuatan alat ini antara lain :

1.   Membuat penjejak titik api dengan menggunakan motor DC serta dapat merancang sensor yang mampu mendeteksi titik api.
2.   Mengetahui kerja alat penjejak titik api.

                                       

1.4   Batasan Masalah

Dalam pembuatan alat ini penulis akan membuat batasan permasalahan agar tidak menyimpang dari spesifikasi dan kemampuan alat yang akan buat. Pembatasan masalah tersebut adalah :
1.   Alat ini dapat berputar 180 derajat tetapi tidak kontinyu.

2.   Sensor Api menggunakan phototransistor.



II.        METODOLOGI

2.1 Studi Pustaka


2.1.1.   ArduinoUno

Arduino merupakan sebuah platform physical computing yang bersifat open source. Arduino adalah kombinasi dari hardware, bahasa pemrograman dan integrated development environment (IDE). IDE merupakan software yang digunakan untuk menulis program, mengkompilasi menjadi kode biner dan meng-upload ke dalam memori mikrokontroler.  Mikrokontroler yang digunakan dalam penelitian ini adalah Arduino UNO. Arduino Uno adalah papan mikrokontroler berbasis ATmega328. Arduino Uno memiliki 14 digital pin input/output, dimana 6 pin digunakan sebagai output PWM, 6 pin input analog, 16 MHz resonator keramik, koneksi USB, jack catu daya eksternal, header ICSP, dan tombol reset.

  Gambar 1. Arduino UNO

2.1.2   Motor DC

Motor DC merupakan jenis motor yang menggunakan tegangan searah sebagai sumber tenaganya. Dengan memberikan beda tegangan pada kedua terminal tersebut, motor akan berputar pada satu arah, dan bila polaritas dari tegangan tersebut dibalik maka arah putaran motor akan terbalik pula seperti pada gambar 2. Polaritas dari tegangan yang diberikan pada dua terminal menentukan arah putaran motor sedangkan besar dari beda tegangan pada kedua terminal menentukan kecepatan motor.

Gambar 2. Kontruksi motor DC


Konstruksi motor DC pada gambar 2 memiliki 2 bagian dasar,yaitu :

1.   Bagian yang tetap/stasioner yang disebut stator. Stator ini menghasilkan medan magnet, baik yang dibangkitkan dari sebuah koil (elektro magnet) ataupun magnet permanen.
2.   Bagian yang berputar disebut rotor. Rotor ini berupa sebuah koil dimana arus listrik mengalir.
Gaya elektromagnet pada motor DC timbul saat ada arus yang mengalir pada penghantar yang berada dalam medan magnet. Medan magnet itu sendiri ditimbulkan oleh megnet permanen. Garis-garis gaya magnet mengalir diantara dua kutub magnet dari kutub utara ke kutub selatan. Menurut hukum gaya  Lourentzarus  yang mengalir pada penghantar  yang terletak  dalam medan magnet akan menimbulkan gaya. Gaya F, timbul tergantung pada arah arus I, dan arah medan magnet B.

2.1.3.   LCD  I2C (Liquid Crystal Display Inter Integrated Circuit )

        Display elektronik adalah salah satu komponen elektronika yang berfungsi sebagai tampilan suatu data, baik karakter, huruf maupun grafik. Inter Integrated Circuit atau sering disebut I2C adalah standar komunikasi serial dua arah menggunakan dua saluran yang didisain khusus untuk mengirim maupun menerima data. Sistem I2C terdiri dari saluran SCL (Serial Clock) dan SDA (Serial Data) yang membawa informasi data antara I2C dengan pengontrolnya. Piranti yang dihubungkan dengan sistem I2C Bus dapat dioperasikan sebagai Master dan Slave. Master adalah piranti yang memulai transfer data pada I2C Bus dengan membentuk sinyal Start, mengakhiri transfer data dengan membentuk sinyal Stop, dan membangkitkan sinyal clock. Slave adalah piranti yang dialamati master.
Gambar 3. I2C
         LCD (Liquid Cristal Display) adalah salah satu jenis display elektronik yang dibuat dengan teknologi CMOS logic yang bekerja dengan tidak menghasilkan cahaya tetapi memantulkan cahaya yang ada di sekelilingnya terhadap front-lit atau mentransmisikan cahaya dari back-lit. LCD (Liquid Cristal Display) berfungsi sebagai penampil data baik dalam bentuk karakter, huruf, angka ataupun grafik.
Gambar 4. LCD Display 16x2
     LCD adalah lapisan dari campuran organik antara lapisan kaca bening dengan elektroda transparan indium oksida dalam bentuk tampilan seven-segment dan lapisan elektroda pada kaca belakang. Ketika elektroda diaktifkan dengan medan listrik (tegangan), molekul organik yang panjang dan silindris menyesuaikan diri dengan elektroda dari segmen. Lapisan sandwich memiliki polarizer cahaya vertikal depan dan polarizer cahaya horisontal belakang yang diikuti dengan lapisan reflektor.
   Cahaya yang dipantulkan tidak dapat melewati molekul-molekul yang telah menyesuaikan diri dan segmen yang diaktifkan terlihat menjadi gelap dan membentuk karakter data yang ingin ditampilkan.. Karakteristik yang dimiliki LCD ini adalah sebagai berikut:
1. Terdiri dari 16 karakter dan 2 baris.

2. Mempunyai 192 karakter tersimpan.

3. Terdapat karakter generator terprogram.

4. Dapat dialamati dengan mode 4-bit dan 8-bit.

5. Dilengkapi dengan backlight.


LCD sebagai salah satu jenis display elektronik bekerja dengan tidak menghasilkan cahaya. LCD memantulkan cahaya yang ada disekelilingnya terhadap front-lit atau mentransmisikan cahaya dari back-lit. Spesifikasi kaki LCD 16x2 yaitu:
1. Pin 1 merupakan Ground.

2. Pin 2 merupakan VCC.

3. Pin 3 merupakan pengatur kontras.

4. Pin 4 merupakan RS (Register Select) instruction.

5. Pin 5 merupakan R/W (Read/Write) LCD register.

6. Pin 6 merupakan EN (Enable).

7. Pin 7-14 merupakan I/O (Input/Output) data.

8. Pin 15 merupakan Anoda LED (Light Emiter Diode).

9. Pin 16 merupakan Katoda LED (Light Emiter Diode).


2.1.4.   Photo transistor

Photo transistor adalah suatu jenis transistor NPN yang kaki terminal basisnya diganti dengan sebuah lapisan transparan untuk menerima cahaya dari transmitter. Jadi kaki terminal basis tidak menerima arus melainkan menerima cahaya yang dibiaskan padanya.
     Gambar 5. phototransistor
Phototransistor memiliki sifat yang sama dengan transistor bipolar NPN yaitu dapat digunakan dalam dua konfigurasi common-emiter dan common collector.
Apabila  dibandingkan  dengan  photo  diode,  photo  transistor  lebih sensitif, memiliki noise yang lebih sedikit, dan memiliki gain yang lebih besar. Tetapi memilki frekuensi respon yang lebih lambat dan lebih mudah panas. Photo transistor dapat digunakan dalam dua pilihan mode yaitu:
1. Mode aktif / linier : dalam mode aktif, keluaran dari photo transistor sesuai dengan intensitas cahaya yang dibiaskan kepadanya.
2. Mode Sakelar : dalam mode Sakelar, photo transistor akan saturasi pada saat menerima sinar infrared dan cut off pada saat tidak menerima sinar infrared.

2.1.5. Motor Servo
     Motor servo adalah sebuah motor DC dengan sistem umpan balik tertutup di mana posisi rotor-nya akan diinformasikan kembali ke rangkaian kontrol yang ada di dalam motor servo. Motor ini terdiri dari sebuah motor DC, serangkaian gear, potensiometer, dan rangkaian kontrol. Potensiometer berfungsi untuk menentukan batas sudut dari putaran servo. Sedangkan sudut dari sumbu motor servo diatur berdasarkan lebar pulsa yang dikirim melalui kaki sinyal dari kabel motor servo.
Gambar 6. Motor Servo

2.1.6Push Button Switch


Push button switch (saklar tombol tekan) adalah perangkat / saklar sederhana yang berfungsi untuk menghubungkan atau memutuskan aliran arus listrik dengan sistem kerja tekan unlock (tidak mengunci). Sistem kerja unlock disini berarti saklar akan bekerja sebagai device penghubung atau pemutus aliran arus listrik saat tombol ditekan, dan saat tombol tidak ditekan (dilepas), maka saklar akan kembali pada kondisi normal.
Berdasarkan fungsi kerjanya yang menghubungkan dan memutuskan, push button switch mempunyai 2 tipe kontak yaitu NC (Normally Close) dan NO (Normally Open).
NO (Normally Open), merupakan kontak terminal dimana kondisi normalnya terbuka (aliran arus listrik tidak mengalir). Dan ketika tombol saklar ditekan, kontak yang NO ini akan menjadi menutup (Close) dan mengalirkan atau menghubungkan arus listrik. Kontak NO digunakan sebagai penghubung atau menyalakan sistem circuit (Push Button ON).
NC (Normally Close), merupakan kontak terminal dimana kondisi normalnya tertutup (mengalirkan arus litrik). Dan ketika tombol saklar push button ditekan, kontak NC ini akan menjadi membuka (Open), sehingga memutus aliran arus listrik. Kontak NC digunakan sebagai pemutus atau mematikan sistem circuit (Push Button Off).
Gambar 7. Push Button

2.2  Metode Penelitian

1.   Persiapan

Melakukan penelitian dan studi kasus mengenai masalah terkait.

2.   Perencanaan Konseptual

Merancang konsep yang akan dikembangkan dan mulai menyusun diagram blok dari gambaran cara kerja alat yang akan dibuat.
3.   Perancangan Sistem

Metode ini terdiri dari perancangan hardware dan software. Perancangan hardware dimulai dari menentukan komponen yang diperlukan melalui hitungan, kemudian pembuatan skematik rangkaian melalui software proteus. Perancangan software dilakukan dengan merancang flow cart, serta algoritma program.
4.   Pembuatan Alat

Dimulai dengan pembuatan mekanik, layout sampe pemasangan komponen, pemasangan motor DC, motor Servo dan pemrograman mikrokontroller.
5.   Pengujian Alat

Memastikan bahwa alat bekerja dengan respon sesuai yang diinginkan, dan untuk mengetahui apakah masih ada kesalahan yang perlu diperbaiki dalam sistem.
6.   Analisa Hasil Pengujian

Hasil dari pengujian alat dianalisa dan dibandingkan dengan rencana dan tujuan awal penelitian. Apa bila terjadi error maka dicari penyebab serta mencari solusi yang paling efektif agar alat dapat bekerja dengan lebih baik lagi.
7.   Penyajian Alat

Penyajian alat pada para penguji dan pembuatan laporan hasilnya.
2.3 Hasil Rancangan

2.3.1.   Gambar Rangkaian

Gambar 8. Skema Rangkaian

2.3.2.   Gambar Perkawatan


Gambar 9. Pengkabelan Dalam


Gambar 10. Pengkabelan Luar
2.4.   Diagram Blok


Gambar 11. Diagram Blok Sistem

2.5.   Cara Kerja Alat Secara Keseluruhan


Alat dapat menentukan posisi dimana titik api terkuat yang dia terima. Pembacaan intensitas api menggunakan Phototransistor akan merespon cahaya infrared, misal : pancaran cahaya matahari dan api. Sedangkan, cahaya tampak tidak akan direnspon dengan baik oleh phototransistor. Alat akan mulai bekerja saat sistem di aktifkan, Sensor akan memulai pemindaian dari titik terakhir api, ketika ada titik api terdeteksi maka lcd akan menampilkan sudut berapa titik api tersebut lalu motor servo akan berputar menuju titik api tersebut dan menyalakan kipas untuk memadamkan api. Jika sensor tidak mendeteksi api, maka lcd akan menampilkan tidak ada api. Ketika ingin mengkalibrasi sensor maka tekan tombol lalu sensor akan mengambil nilai terendah dan tertinggi pembacaan sensor lalu akan di jumlah dan di bagi dua, untuk menyimpan nilai kalibrasi tekan lagi tombol, maka pembacaan kalibrasi akan disimpan didalam memori.

2.6   Diagram Alir
   

Gambar 12. Flow Chart Keseluruhan



Gambar 13. Flow Chart Per Bagian

2.7   Hasil Pengujian

Setelah beberapa kali pengujian, alat dapat bekerja dengan baik. Alat dapat membaca posisi titik api, menentukan posisi terkuat, menampilkan hasil perhitungan, dapat bergerak menuju posisi tersebut dengan presisi dengan menggunakan motor servo, serta menghidupkan kipas untuk memadamkan api.


III.       PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Setelah dilakukan perancangan, pembuatan, serta pengujian dan analisis ,dapat diambil kesimpulan bahwa Alat ini dapat mendeteksi titik api pada koordinat tertentu dan menghidupkan kipas untuk memadamkan api tersebut.  Tetapi masih kurang baik dalam pendeteksian titik api karena phototransistor mendeksi cahaya yang masuk sehingga lebih baik simulasi dilakukan dalam ruangan yang intensitas cahayanya rendah.

3.2   Saran

-    Lebih baik pada simulasi dilakukan pada ruangan yang intensitas cahayanya rendah dan pada saat kalibrasi dilakukan secara merata.
-   Untuk pengembangan, alat dapat ditambahi lebih banyak lagi sensor dan mengganti motor servo dengan motor servo yang emiliki sudut 360 derajat, sehingga sistem bisa melacak titik api dari 0-360 derajat.
-     Menambahkan sensor di dekat kipas agar pendeteksian api lebih presisi
-    Masih banyak input dan output dari arduino yang belum di manfaatkan. Jadi manfaatkan agar system lebih menarik


DAFTAR PUSTAKA

[1] https://www.scribd.com/doc/24903072/PENGENDALI-PENJEJAK- ORIENTASI- MATAHARI-DENGAN-METODE-FUZZY-LOGIC

[2] http://www.kajianpustaka.com/2012/10/phototransistor.html

[3 ] https://www.academia.edu/8677994/PEMROGRAMAN_MIKROKON TROLER

[4] http://www.hendriono.com/blog/post/pull-up-resistor-pada-input-mikrokontroller

[5] http://belajar-mikrokontroler-2016.blogspot.co.id/2016/12/penjejak-cahaya-budisuprianto-1-ndaru.html

[6] http://belajarmikrokontroler2015.blogspot.co.id/


Download disini


Nama penulis Dwiki Galih Ramanda. Penulis dilahirkan di Magelang, tanggal 1 Agustus 1997. Penulis telah menempuh pendidikan  formal  di  SD  Negeri  01  DurenTiga,Jakarta Selatan,  SMP  Negeri  41 Jakarta dan SMA Negeri 1 Magelang. Pada tahun 2015 penulis telah menyelesaikan pendidikan SMA. Pada tahun 2015 penulis mengikuti seleksi mahasiswa baru diploma (D3) dan diterima menjadi mahasiswa baru diploma (D3) di kampus Politeknik Negeri Semarang (Polines) dengan Program Studi D3 Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro.  Penulis  terdaftar dengan   NIM.   3.32.15.3.06.  Apabil ada   kritik,   saran   dan pertanyaan  mengenai  penelitian  ini,  bisa melalui via  email: dwikigalihr@gmail.com


Nama penulis Muhammad Riza Irfan. Penulis dilahirkan di Kab. Semarang, tanggal 19 April 1997. Penulis telah menempuh pendidikan formal di SDN 01 Ungaran, SMPN 1 Ungaran, dan SMAN 1 Ungaran. Tahun 2015 penulis telah menyelesaikan pendidikan SMA. Pada tahun 2015 penulis mengikuti seleksi mahasiswa baru diploma (D3) dan diterima menjadi mahasiswa baru diploma (D3) di kampus Politeknik Negeri Semarang (Polines) dengan Program Studi D3 Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro. Penulis terdaftar dengan NIM. 3.32.15.3.13. Apabila ada kritik, saran dan pertanyaan mengenai penelitian ini, bisa melalui via emairizairfan19@gmail.com.


Nama penulis Waluyo Febrianto. Penulis dilahirkan di Semarang, tanggal 14 Februari 1997. Penulis telah menempuh pendidikan formal di SD Negeri Tandang 03, SMP Negeri 17 Semarang, dan SMK Negeri 4 Semarang. Tahun 2015 penulis telah menyelesaikan pendidikan SMK. Pada tahun 2015 penulis mengikut seleksi   mahasiswa   baru   diplom (D3 dan diterima menjadi mahasiswa baru diploma (D3) di kampus Politeknik Negeri Semarang (Polines) dengan Program Studi D3 Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro. Penulis terdaftar  dengan  NIM.  3.32.15.3.21. Apabila  ada  kritik, saran dan pertanyaan mengenai penelitian ini, bisa melalui via email: waluyofebrianto01@gmail.com.

Nama pengajar Samuel BETA. Beliau mengajar di program studi Teknik Elektronika, Jurusan Teknik

Elektro, Politeknik Negeri Semarang. Email : sambetak2@gmail.com

No comments:

Post a Comment